JOMBANG,PGI.OR.ID-Setelah mengalami perjumpaan di berbagai rumah ibadah yang berbeda, anak-anak muda yang bersemangat dalam training penggerak perdamaian yang telah memasuki hari ketiga ini, mereka tinggal (live in) selama semalam pada keluarga yang berbeda agama dan suku dengan mereka. Hidup bersama dengan keluarga yang berbeda agama ini membuat mereka lebih terbuka dalam memahami yang berbeda. Mereka tergabung dalam 4 kelompok.
Masing-masing kelompok berinteraksi secara langsung dalam keluarga tersebut. Pengalaman ini menjadi hal menarik bagi sebagian dari mereka, apalagi yang tidak pernah berinteraksi dengan orang dan keluarga yang berbeda agama.
Pengalaman mereka dituangkan dalam tulisan-pendek yang diharapkan menginspirasi makin banyak anak muda untuk bergerak bagi perdamaian. Setelah belajar metode analisa sosial, mereka masih terus mengasah kemampuan untuk membedah beberapa kasus intoleransi yang ada di Indonesia. Kemampuan analitik dan kritis mulai mereka gunakan dalam membedah kasus tersebut dan juga untuk melihat kondisi daerah mereka masing-masing.
Bagian yang menarik dan juga ditunggu adalah malam keakraban. Dalam kondisi ini, selurub peserta, fasilitator dan panitia menjadi cair. Kerjasama antar individu dalam menyiapkan makan malam menjadi menarik. Yang Jawa, Cina, Madura, bahkan Batak melebur menjadi satu dalam gotong royong malam itu. Ikan yang berjumlah 15kg dengan cepat mereka masak dan akhirnya dinikmati bersama. Suasana ini adalah suasana yang mengharukan, karena salah satu dari mereka dahulunya menolak makan bersama dan menggunakan alat makan dari orang yang beragama lain. Hal itu pasti akan dikenang, bahwa dalam kebersamaan dalam segala keperbedaan, mereka tetap bekerja sama serta makan bersama-sama.
Suasana akrab penuh semangat gotong royong tidak berhenti begitu saja setelah makan malam selesai, dengan cepat mereka sudah membereskan dan membersihkan halaman serta peralatan makan yang dipinjam dari pihak Klenteng. Suasana malam nan dingin tidak membuat kader muda ini malas dalam kondisi perut kenyang, tetapi mereka semangat untuk membersihkan lingkungan klenteng. Di pagi harinya, para kader muda ini masih melanjutkan gotong royong untuk membersihkan lingkungan Klenteng yang lain.
Semangat kader muda yang luar biasa ini, semoga terus menggelora sampai mereka kembali ke daerahnya. Sehingga pesan-pesan perdamaian segera mereka wartakan untuk menghambat laju ujaran kebencian pada pihak yang berbeda dengan mereka. (Penrad Siagian)