Harapan Masyarakat Nias Terhadap Pelaksanaan SR XVI PGI

Firman Nefos Daily

PGI — Jakarta. Sidang Raya PGI yang dilaksanakan sekali dalam 5 tahun menjadi momentum untuk menguatkan komitmen mengembangkan, membaharui, dan mempersatukan gereja-gereja di Indonesia dalam melaksanakan tugas dan panggilan di tengah bangsa dan masyarakat yang sedang bergerak menuju pada keadilan, perdamaian, demokrasi dan keutuhan ciptaan Tuhan.

Dewasa ini, gereja-gereja diperhadapkan dengan tantangan kebangsaan Indonesia yang pluralis dan demokratis. Kecenderungan pengkotakan masyarakat meraih kepentingan kekuasaan dan ekonomi, dengan menggunakan “tameng” agama, geografis, suku, dan status ekonomi menjadi ancaman serius pada kebangsaan kita.

Kekerasan dan menghalalkan untuk mencapai itu, mengganggu substansi demokrasi dan hak-hak azasi manusia. Yang tidak kalah penting adalah perhatian dan keteladanan gereja dalam memelihara dan merawat lingkungan hidup dan ekosistem.

Untuk menuju dan membaharui komitmen dan tugas panggilan itu, diharapkan gereja mengembangkan pendekatan kebudayaan dan gerakan sosial masyarakat, berdasarkan kearifan budaya lokal. Perjalanan gereja di Indonesia sangat diwarnai dan hidup dalam kearifan itu.

Melalui penyelenggaraan SR PGI di daerah-daerah, antara lain dimaksudkan untuk itu. Menggali dan menafsirkan ulang konteks dan memaknai kearifan lokal itu menjadi merupakan keniscayaan bagi gereja untuk mengambil bagian dalam perjalanan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Nias sangat menarik dan kaya dengan kearifan budaya lokal, yang dapat dilihat dari sikap, tutur, dan perilaku, di samping memiliki kekayaan sumberdaya alam dan manusia yang sangat potensial. Di bidang sumberdaya alam tercatat kesuburan lahan pertanian, kekayaan bahari dan keindahan pantai serta gelombang pantai yang sangat disukai oleh peselancar internasional.

Di bidang sumberdaya manusia, kekayaan budaya Nias tercermin dari keindahan arsitektur tradisional, gua-gua purba tempat bermukim orang Nias pada masa Mesolitikum, ragam kuliner, seni budaya dan adat istiadat yang unik dan menarik. Ini kesempatan bagi peserta SR PGI untuk menikmati dan menjadi sumber inspirasi dalam pembahasan materi persidangan.

Pemerintah daerah/kota dan jemaat dan seluruh masyarakat Nias, tidak hanya menjadi tuan dan nyonya rumah penyelenggara, tetapi juga menjadi saudara dan keluarga dari seluruh peserta dan undangan dari Sabang-Marauke, dan mancanegara dari berbagai negara.

Diharapkan kehadiran peserta di Nias bukan hanya untuk bersidang, tetapi datang mengunjungi “keluarga” nya di ujung jauh bagian Barat Indonesia. Kita mengupayakan agar peserta bukan “orang asing” dari seberang, tetapi adalah bagian kita, saudara dan keluarga kita, yaitu talifusö.

Oleh: Firman Nefos Daely

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*