JAKARTA,PGI.OR.ID-Manilka Research and Consulting, Minggu, 19 Juni 2016, baru saja merilis hasil surveinya bertajuk, ” Mengukur Peluang Penantang Petahana di Pilkada DKI Jakarta 2017″.
Di Hotel Cemara 2, JalanKH Wahid Hasyim, Jakarta hasil survei Manilka dibahas dalam sebuah diskusi publik yang menghadirkan beberapa pembicara antara lain, Sandiaga Uno bakal calon gubernur DKI Jakarta, Charles Honoris, politisi PDIP, Daniel Johan, Wasekjen PKB, Norman Direktur Eksekutif Jakarta Center, Said Salahuddin, pengamat pemilu, dan Herzaky Mahendra Putra, Managing Director Manilka.
Dalam paparannya, Herzaky mengungkapkan hasil survei Manilka mencatatkan, gubernur yang merakyat yang paling didambakan warga DKI Jakarta. Responden yang menyatakan itu sebanyak 33,3 persen. Sementara sebanyak 31,8 persen responden menginginkan gubernur yang jujur dan bersih. Dan yang menginginkan gubernur tegas sebanyak 9,5 persen.
” Sementara dari sisi elektabilitas survei Manilka mencatatkan Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) masih yang tertinggi,” kata Herzaky.
Elektabilitas Ahok, kata Herzaky masih yang paling tinggi dibanding nama-nama lainnya yang digadang-gadang jadi bakal calon gubernur DKI. Sebab, sebanyak 49,3 persen responden yang menjawab akan memilih Ahok pada pemilihan gubernur 2017. Di urutan dua, ada nama Ridwan Kamil. Tapi elektabilitas Wali Kota Bandung itu masih jauh di bawah Ahok.
” Yang menyatakan akan memilih Ridwan Kamil, hanya sebesar 9,3 persen,” katanya.
Yusril Ihza Mahendra yang disebut-sebut calon terkuat pesaing Ahok, ujar Herzaky, elektabilitasnya justru dibawah Ridwan. Mantan Menteri Sekretaris Negara itu hanya didukung oleh 6,8 persen persen. Di bawah Yusril, bertengger nama Yusuf Mansur dengan elektabilitas 6,5 persen.
” Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini juga elektabilitasnya masih kecil hanya 6 persen,” ujarnya.
Calon-calon lainnya, lanjut Herzaky, elektabilitasnya masih jauh di bawah Ahok. Sjafrie Sjamsoeddin misalnya, elektabilitasnya hanya 0,3 persen. Begitu juga dengan Abraham Lunggana atau Haji Lulung. Elektabilitas Lulung baru mencapai 3,3 persen. Begitu juga dengan elektabilitas Sandiaga S Uno. Elektabilitas Sandiaga, hanya 2,5 persen.
” Di bawah Sandiaga, Biem Benyamin elektabilitasnya hanya 1,7 persen, Adhyaksa Dault 0,8 persen, Nachrowi Ramli 0,7 persen, Moeldoko 0,5 persen, Djarot Saiful Hidayat 0,5 persen, persen, Hary Tanoe 0,2 persen, Boy Sadikin 0,2 persen, Yoyok 0,2 persen, dan Prasetyo 0,2 persen,” tuturnya.
Sementara responden yang belum menentukan pilihan atau tak menjawab saat disurvei sebesar 10,7 persen Survei Manilka sendiri, kata dilakukan dari tanggal 2 -7 Januari 2016. Metode survei yang digunakan, adalah wawancara tatap muka. Responden yang dilibatkan dalam survei sebanyak 400 orang yang tersebar di 5 wilayah kota administrasi yakni Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur, serta Kepulauan Seribu.
” Dari setiap kelurahan terpilih 10 responden dari dua RT. Hal ini dimaksudkan agar didistribusikan sampelnya memadai,” katanya.
Mereka yang jadi responden lanjut Herzaky, adalah penduduk atau warga Ibukota yang sudah punya hak pilih. Berumur minimal 17 tahun atau sudah menikah. Proporsi responden, 50 persen laki-laki dan 50 persen lainnya perempuan. Survei menggunakan metode acak bertingkat atau multi random sampling dengan margin fo error plus minus 4,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (AS)