BUOL TOLITOLI, PGI.OR.ID – Pengurus Pelayanan Kategorial Anak-anak/Sekolah Minggu (Pelka AA/SM) Sinode Gereja Protestan Indonesia Buol Tolitoli (GPIBT) kembali memprakarsai perayaan Hari Doa Se-Dunia Anak (HDSA) tahun 2015. Perayaan dilaksanakan per Musyawarah Pelayanan (Mupel), gabungan jemaat, gereja atau per jemaat mengingat kondisi jemaat-jemaat GPIBT yang sebagian besar berada di pesisir dan pedalaman.
Pelaksanaan HDS Anak tahun 2015 mengacu pada Panduan yang diperoleh melalui email PGI yang kontennya fokus pada pergumulan Gereja/anak-anak Tuhan di Negara Kepulauan Bahama dengan sorotan tema “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? (Yohanes 13:12b).
Perayaan HDS Anak tahun 2015 di GPIBT yang telah terlaksana yaitu Mupel IV (Galang dan Dakopemean), Minggu (29/3) di GPIBT Jemaat Eben Haezer Ogomoli, dan Mupel V (Tolitoli dan sekitar), Selasa (28/3) di GPIBT Jemaat Manunggal Buntuna, dihadiri oleh Jemaat-Jemaat se-Mupel V (Tolitoli dan sekitar).
Selain itu, di GPIBT Jemaat Maranatha Tolitoli, Senin (20/3), di GPIBT Jemaat Sion Diule, Minggu (29/3), dan Mupel II (Buol), Selasa (5/5) di GPIBT Maranatha Bokat, dihadiri Jemaat-Jemaat se-Mupel II.
Jury Nefosan Terok Sekretaris Pelka AA/SM Sinode GPIBT, terkait Perayaan HDS Anak 2015 menegaskan, beberapa hal penting yang harus diketahui diantaranya ia menyorot kemajuan teknologi informasi melalui internet yang telah dimanfaatkan secara positif dan efektif selama ini masih dinilai skeptis dan negatif oleh pihak-pihak yang tertentu yang cenderung bersikap tertutup terhadap fakta globalisasi, ini juga indikator gaptek yang harus ditinggalkan gereja.
Dalam kaitan dengan fokus doa, ia mengajak anak-anak untuk secara sungguh-sungguh mempelajari dan mendoakan kehidupan teman-temannya di Negara Bahama sesuai tema perayaan HDSA tahun 2015 ini, mengingat latar belakang perbudakan dan diskriminasi sosial, serta kondisi geografis yang memprihatikan memerlukan dukungan doa dari anak-anak Tuhan di GPIBT.
Ayah 2 anak yang telah hampir 32 tahun mengajar sekolah minggu ini juga menyatakan keprihatinan terhadap kondisi berbangsa dalam konteks anak-anak, mengingat saat ini Indonesia termasuk Gereja-gereja di Indonesia berhadapan dengan fakta “darurat Narkoba”. Karena itu para guru sekolah minggu harus terus mengembangkan diri mencari solusi dan terlibat dalam usaha pemberantasan dan pencegahan narkoba.
Terhadap masih minimnya alokasi dana gereja terhadap pelayanan anak, Engku Nefo (panggilannya) menyatakan guru sekolah minggu harus berani membangun komunikasi yang berani dan santun untuk meyakinkan para stake holder di jemaat serta aktif dan kreatif membangun usaha-usaha penggalangan dana yang baik dan benar, karena di dalam gereja terdapat banyak “orang yang murah hati” tetapi sangat disayangkan kita tidak atau belum disentuh.
Pelaksanaan HDS Anak tahun 2015 dihadiri oleh Pdt. Y.S. Siahaya-Kolinug, S.Th selaku Pendeta Pendamping Pelka Anak Sinode GPIBT dan beberapa unsur Pengurus lainnya antara lain Pnt. M.S. Songkilawang, S.Th (Ketua), Pnt. Artauli Simanjuntak (Bendahara), Pnt. Dian Sikape, Pnt. Henny Rompies, S.Pd, Pnt. Sonya A. Semen, SE. Seperti tahun-tahun sebelumnya, persembahan yang terkumpul akan ditransfer ke PGI. (Jury Nefosan Terok-Kontributor Tolitoli)