TOLI TOLI,PGI.OR.ID-Sepi seakan terhilang dari riuh rendah zaman yang terus ramai dalam alur perkembangan kemajuan teknologi, para kaum lanjut usia seakan terpinggirkan. Padahal banyak diantara mereka turut dalam arak-arakan pembangunan bangsa dan gereja, bahkan dapat dikatakan memiliki banyak jasa termasuk dalam peletakan dasar hidup berbangsa dan bergereja, namun semua itu seakan terlupakan bahkan diabaikan. Termasuk nilai-nilai hidup dan kemanusiaan yang pernah ditorehkannya seakan hilang tanpa ingatan digilas zaman yang semakin individualis, hedonis dan materirialistis.
Siuman atas keterpanggilan iman untuk menempatkan para lanjut usia sebagai sesama yang patut dihargai sebagaimana Kristus menghargai semua orang, GPIBT Jemaat Imanuel Tolitoli melalui Komisi Lanjut Usianya melaksanakan perayaan Hari Lanjut Usia Nasional (National Day of Older Persons) ke-20 tanggal 29 Mei 2016 dalam wujud Ibadah Syukur sekaligus dirangkaikan dengan Perayaan HUT ke-4 Komisi Lansia GPIBT Jemaat Imanuel Tolitoli diterangi tema nasional, “Bersama Lansia, Dari Lansia, Untuk Lansia: Lanjut Usia Berperan Dalam Pembangunan Nasional”. Adapun Ibadah syukur ini dipimpin oleh Pdt. Pietson Kumiang, S.Th yang pelaksanaannya pada Sabtu, 28 Mei 2016 di “Tinagari Beach”, Pantai Doyan, Kecamatan Galang, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah.
Dalam khotbahnya yang didasarkan pada Kitab Pengkhotbah 5:7-19, Pdt. Kumiang mengawalinya dengan menyatakan bahwa sering kali manusia membawa diri pada pandangan keliru yang menganggap adanya rasa kekuatan dan kehebatan diri. Kalau demikian maka kepada siapa harus kita tujukan rasa syukur? Rasa syukur itu harus kepada Tuhan, bukan kepada kekuatan atau kehebatan diri sendiri, karena merasa diri paling hebat.
Menurut Pdt. Kumiang relevansi Alkitabiah Pengkhotbah 5:7-19 sehubungan dengan syukur HUT Lansia saat ini yaitu, 1) Ucapan syukur kepada Tuhan tidak dibatasi oleh waktu, jadi kapan saja dan dimana saja dan semua orang percaya yang muda maupun lansia harus selalu mengucap syukur; 2) Ucapan syukur juga bukan “show power” atau peragaan kekuatan, tapi untuk keseimbangan yaitu menghargai Tuhan dan sesama; 3) Harus memiliki rasa bangga sebagai orang percaya karena dapat hidup berguna bagi orang lain; dan 4) Biarlah ucapan syukur memberi dampak positif pada pola hidup sehari-hari yakni termasuk dapat dirasakan orang lain dan lingkungan.
Di akhir khotbahnya Pdt. Kumiang yang juga Ketua Komisi Keesaan, Pengajaran dan Kesaksian (KPK) Sinode GPIBT, menyatakan para lansia kiranya meninggalkan kehormatan dan keteladanan kepada anak-cucu, agar anak-cucu kita tidak mempunyai prasangka atau penilaian jelek pada orang tuanya, termasuk mewariskan alam lingkungan yang baik serta tanah yang subur. Orang tua atau lansia akan dihargai jika mewariskan nilai moral dan etika serta budi pekerti yang luhur – sebagaimana firman “mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar.”
Turut memberi sambutan Ketua Komisi Lansia GPIBT Jemaat Imanuel Tolitoli, Ibu. Ch. Tanggulow-Antou yang antara lain menyampikan terima kasih kepada semua yang telah terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan termasuk semua yang hadir. Ia juga menyampaikan pesan kiranya rekan-rekan Lansia dapat mewarsikan hal-hal yang baik kepada anak-cucu.
Bidan Charlota (panggilannya) juga mengiformasikan bahwa Pra Lansia itu berusia 55 tahun dan Lansia 60 tahun ke atas. Ia juga menyampaikan bahwa sekitar tahun 2003 Pemda pernah melaksanakan perayaan Hari Lansia tapi sesudah itu hingga saat ini tidak pernah ada lagi. Padahal kegiatan itu perlu dan penting mengingat para lansia katanya, tinggal menunggu “panter” (panggilan terakhir) yang disambut tawa yang hadir.
Ketua Majelis GPIBT Jemaat Imanuel Tolitoli Pdt. Pietson Kumiang, S.Th dalam sambutan akhir menyampaikan apresiasi kepada Komisi Lansia GPIBT Jemaat Imanuel san seluruh anggotanya atas semangat yang boleh memprakarsai dan melaksanakan kegiatan ini. Katanya, Selamat Hari Ulang Tahuan Lansia Nasional ke-20 dan Selamat Ulang Tahunh ke-4 Komisi Lansia GPIBT Jemaat Imanuel Tolitoli. Di akhir sambutannya ia katakan, yang kita lakukan bersama saat ini tidak akan sia-sia. Acara ini diakhiri dengan jamuan makan siang bersama. (JNT)