“Kebanyakan dari kita tidak menyadari, ketika berusaha menolong seseorang yang menjadi korban bencana alam atau kecelakaan yang mengalami cidera, cara kita menangani korban justru bisa berakibat lebih buruk atau fatal terhadap si keadaan korban,” ujar Pdt. Jusak Indrawan saat memberikan pemaparan kepada peserta Pelatihan Komunitas Aksi Tanggap Bencana kerjasama GMIM dan GKI (Gerakan Kemanusiaan Indonesia)di Aula GMIM Sola Gratia Tikala Wilayah Manado Timur 1 (17/6/2014).
“Itulah sebabnya pada kesempatan ini kita memberi pengertian dan pelatihan kepada para peserta, bagaimana cara menangani korban yang mengalami luka atau cidera” tambah Pdt. Indrawan yang juga Ketua GKI. Selesai pemaparan, para peserta. Kemudian ia melakukan simulasi in-door penanganan korban luka/cidera.
Pelatihan relawan tanggap bencana membutuhkan para peserta yang serius, mau bekerja keras, dan benar-benar siap. Melalui beberapa tahapan materi dan pelatihan selama empat hari (16-19 Juni), dari 25 peserta tersisa 17, lainnya menyatakan tidak sanggup melanjutkan.
Selesai kegiatan di dalam gedung, seluruh peserta berpindah lokasi menuju ke Lapangan Sparta Tikala, Manado. Sebuah tenda berukuran cukup besar didirikan. Beragam pearlatan dan perlengkapan penyelamatan korban disiapkan. Kemudian diadakan simulasi penanganan korban bencana alam yang dibagi dalam beberapa sesi, antara lain cara menangani korban yang terhimpit reruntuhan, terperangkap dalam gedung.
Pada hari ketiga, Tim GKI, Tim Kerja Penanggulangan Bencana dan para peserta menuju ke pulau Gangga untuk melaksanakan Latihan Evakuasi korban kecelakaan laut dan kebakaran. Saat bersamaan dilaksanakan juga pelatihan bagi anggota Jemaat Getsemani Gangga tentang pertolongan pertama kepada korban kecelakaan. Pelatihan ditangani langsung para dokter yang tergabung dalam Gerakan Kemanusiaan Indonesia.
Ketua Tim Kerja Penanggulangan Bencana Sinode GMIM, Pdt. Julioner Luntungan, M.Th, yang juga ketua BPMJ setempat, mengatakan bahwa dalam pelatihan ini para peserta diajak agar tidak membedakan latar belakang apapun saat menghadapi atau berada dalam situasi bencana. “Bencana yang terjadi harus disikapi dengan nilai-nilai kemanusiaan. Untuk itu, sebagai relawan sedang bertugas kesampingkan dahulu hal-hal yang berbau perbedaan sebab jika bencana itu datang,tidak pernah memilih golongan agama, suku, status sosial dan pendidikan,” ungkap Pdt. Luntungan.
Penyerahan sertifikat kelulusan dilaksanakan di Aula Kantor Walikota Manado (19/6/2014). Sekretaris Departemen Hubungan Kerjasama, Pdt. Melky Tamaka, S.Th menyatakan syukur atas selesainya kegiatan dan terlebih telah menghasilkan relawan tanggap bencana GMIM yang terlatih. (freng).
Be the first to comment