JAKARTA,PGI.OR.ID-Hari HIV dan AIDS seDunia yang diperingati setiap tanggal 1 Desember, diperingati juga melalui ibadah di gereja-gereja seperti yang dianjurkan oleh Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI). Peringatan melalui ibadah ini bertujuan untuk menyadarkan anggota jemaat bahwa sesama yang hidup dengan HIV dan AIDS adalah manusia seperti kita juga yang ingin diterima, diakui, dikasihi dan juga dapat berkontribusi bagi sesama.
Selain itu, ibadah ini adalah juga bertujuan untuk menyatakan kasih Kristus secara nyata. Solidaritas dengan sesama yang hidup dengan HIV dan AIDS adalah bentuk nyata kasih dalam tindakan, bukan hanya sekedar ucapan.
Demikian pesan firman yang disampaikan Sekretaris Eksekutif Bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan (KKC) PGI, Pendeta Jimmy Sormin, pada ibadah Hari AIDS Sedunia di Gereja Methodist Indonesia “Maranatha” Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (1/12). pukul 19.00 WIB.
Dalam kesaksian yang diberikan oleh Pdt. Jimmy, dia mengakui awalnya walau sudah mendapat pengetahuan mengenai sesama yang hidup dengan HIV dan AIDS masih ada rasa cemas untuk hidup bersama, hingga akhirnya beliau tinggal bersama dengan sesama yang hidup dengan HIV dan AIDS sebagai tamu di rumahnya dalam rangka kampanye kesadaran HIV dan AIDS. Akhirnya malah menjadi sahabat akrab dan tidak takut akan penularan karena HIV tidak ditularkan melalui udara, handuk atau hal-hal lainnya kecuali jika ada luka di tubuh dan virus HIV masuk melalui luka itu yang biasanya terjadi karena penyalahgunaan obat-obat terlarang.
Disadari atau tidak kekhawatiran yang berlebihan justru membuat banyak orang Kristen menutup diri bahkan mengasingkan sesama yang hidup dengan HIV dan AIDS sehingga sesama kita ini menjadi korban bukan karena mereka hidup bersama HIV tetapi karena disisihkan dari pergaulan. Kasus nyata terkini adalah apa yang dialami oleh tiga orang anak kecil yang disisihkan di desa mereka yang sedihnya terjadi di daerah yang mayoritas berpenduduk beragama Kristen.
“Inilah mengapa Gereja harus ikut mengkampanyekan kesadaran HIV dan AIDS kepada anggota jemaat agar Gereja benar-benar dapat menjadi saluran kasih Kristus,” tandasnya.
Ibadah dengan menggunakan liturgi yang telah disiapkan oleh Bidang KKC PGI ini, melibatkan banyak partisipasi jemaat yang hadir terutama melalui pembacaan-pembacaan, doa dan juga deklamasi.
Pendeta Jimmy menyatakan terimakasihnya kepada GMI Maranatha yang bersedia menjadi tuan rumah untuk ibadah ini dan berharap kerjasama seperti ini dapat tetap diteruskan kedepannya.
Sementara itu, Pendeta Marihot Hasibuan sebagai Pimpinan Jemaat GMI Maranatha menyatakan sukacitanya karena PGI juga melayani melalui gereja-gereja lokal sehingga jemaat juga dapat belajar dan memahami apa yang menjadi keprihatinan dan keperdulian bersama gereja-gereja di Indonesia.
Lanjutnya, kondisi jemaatnya cukup unik karena sebagian besar anggotanya telah berpindah tempat namun mereka dari jauh tetap setia datang dan beribadah walau kadang harus menempuh waktu satu jam lebih sekali jalan. Dan hadirnya sebagian besar anggota jemaat yang harus melalui berjam-jam perjalanan pada Ibadah HAS ini menunjukkan antusiasme warga jemaat untuk menyambut sesama dan belajar untuk dapat lebih aktif menghargai sesama dan melayani.
Setelah ibadah tuan rumah menyuguhkan makanan dan minuman ringan untuk dinikmati bersama dalam kebersamaan.
Pewarta: Samuel Hutagalung
Editor: Markus Saragih
COPYRIGHT © PGI 2018
Be the first to comment