SUMUT,PGI.OR.ID-Selama empat hari (10-13/10) di Monaco Park, Sibiru-biru, Sumatera Utara, peserta training yang terdiri dari pendeta, pekerja lembaga diakonia gereja dan juga calon pendeta telah belajar dan berproses bersama untuk menjadi pelayanan melakukan kerja-kerja peduli lingkungan.
Proses training diakhiri dengan membuat rencana tindak lanjut dari alumni training. Untuk mengawal rencana yang telah dibuat, para alumni training membentuk sebuah kelompok kerja (pokja) yang menjadi perwakilan gereja-gereja. Pokja yang dibentuk atas kesepakatan bersama ini akan menjadi koordinator untuk terus menjalankan program dan kegiatan bersama ke depan.
Perwakilan alumni training menyampaikan pesan bahwa training yang dilakukan selama 4 hari sangat bermanfaat, membuka wawasan, dan sensitivitas pengerja gereja untuk melihat persoalan lingkungan. Hal ini akan bermanfaat untuk mengajar warga jemaat mengelola lingkungan dan melakukan pembelaan pada para korban yang terdampak dari kerusakan lingkungan.
Sekretaris Eksekutif Bidang Keadilan dan Keutuhan Ciptaan (KKC) PGI Pdt. Penrad Siagian dalam kata penutupnya menegaskan kepada seluruh peserta agar proses baik yang terjadi selama training berlanjut dengan mengerjakan komitmen yang telah disepakati. Selain itu, komunikasi antar gereja harus terus berlanjut dan kegiatan yang bisa dilakukan bersama agar dapat dijalankan.
Sedangkan kepada Bishop Darwis Manurung yang sekaligus Ketua PGI Wilayah Sumatera Utara, Pdt Penrad menyampaikan agar ke depan komunitas baru yang terbentuk bisa menjadi mitra PGIW dalam kerja pelayanan dalam isu lingkungan.
“Di tengah kerusakan lingkungan yang telah menuju kiamat ekologis, menuntut gereja untuk mengambil peran dan berkontribusi menjadi aktor diruang publik mengadvokasi persoalan-persoalan kerusakan lingkungan. Hal ini merupakan komitmen gereja-gereja yang telah menjadi keputusan bersama melalui Sidang Raya PGI di Nias 2014. Untuk itu diperlukan afirmative action dari gereja-gereja dalam mengadvokasi kerusakan lingkungan ini,” jelasnya.
Apresiasi dan ucapan terima kasih disampaikannya kepada seluruh peserta yang aktif berproses selama 4 hari, serta Sinode GMI Wilayah I Sumatera Utara yang berkenan menjadi host sebagai nyonya dan tuan rumah atas training yang telah berlangsung.
Training Advokasi Lingkungan Berbasis Gereja yang dilaksanakan oleh PGI bersama Sinode Gereja Methodist Indonesia Wilayah I Sumatera Utara ditutup secara resmi oleh Bishop Darwis Manurung, dengan sekaligus menguatkan komunitas yang terbentuk untuk menjadi mitra PGIW Sumatera Utara.
Pada kesempatan itu, Bishop Darwis Manurung mengemukakan alasan mengenai makna Monaco Park sebagai tempat kegiatan yang dekat dengan nuansa lingkungan, karena GMI menghidupi konsep keugaharian yang disepakati oleh gereja-gereja anggota PGI.
Bishop juga menegaskan bahwa GMI selalu bersedia menjadi host sebagai konsekuensi dari gereja anggota PGI yang turut memutuskan setiap program yang akan dijalankan oleh PGI dalam sidang MPL PGI. Dia juga mengingatkan kepada seluruh alumni training agar terus menjaga spirit menjadi pejuang dan pelayanan yang tidak terbeli. Hal ini menjadi penting agar seperti apa yang tertulis dalam Injil Matius 5:37 untuk mengatakan hal baik ya baik, buruk ya buruk. “Iya katakan iya, tidak katakan tidak di luar itu datang dari si jahat”.
Berkaitan dengan isu lingkungan, dia mengatakan bahwa Gereja hadir ke tangah-tengah dunia harus menjadi berkat bagi semua ciptaan karena itulah sejatinya panggilan bagi gereja-gereja.
Be the first to comment