JAKARTA, PGI.OR.ID – Peran perempuan dalam pengajaran nilai-nilai moral di tengah keluarga membuatnya memiliki posisi penting dalam upaya pencegahan korupsi. Pesan ini menjadi bagian dari acara Kartini Anti Korupsi 2019 yang berlangsung di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/4). Kegiatan ini merupakan bagian dari program Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) yang digalakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Gerakan SPAK mendekatkan isu-isu korupsi dengan keseharian masyarakat, terutama perempuan,” kata Basaria Panjaitan, Wakil Ketua KPK, dalam sambutannya di acara Kartini Anti Korupsi 2019.
Melalui gerakan SPAK, perempuan diharapkan menyadari berbagai perilaku sehari-hari yang sesungguhnya merupakan perilaku koruptif, dan jika dibiarkan akan menjadi tindak pidana korupsi. Terbangunnya kesadaran seperti ini akan menempatkan perempuan sebagai gugus depan pencegahan koupsi. Kesadaran tersebut dimulai dari diri sendiri, lalu keluarga dan kemudian lingkungan. Gerakan ini meyakini bahwa perubahan sekecil apa pun akan berdampak pada masyarakat.
Dengan dukungan Australian Indonesia Partnership for Justice (AIPJ), KPK melalui program ini melihat Ibu/Perempuan memiliki peluang terbesar untuk menjadi motor dalam gerakan ini. Selain berperan dalam pengajaran nilai-nilai anti korpsi, perempuan juga dipandang memiliki kesempatan sosial yang besar untuk membawa nilai-nilai tersebut ke tengah lingkungan.
Acara Kartini Anti Korupsi 2019 dilaksanakan bertepatan dengan HUT SPAK ke-5 dan peluncuran logo SPAK. Acara ini dihadiri oleh Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan, Yenny Wahid dan nara sumber lainnya yang mengisi talk show “Perempuan Bisa Apa Dalam Mencegah Korupsi: Kekuatan Perempuan Inspirasi Perubahan”. Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) turut hadir dalam acara ini melalui partisipasi Repelita Tambunan dari Biro Perempuan dan Anak (BPA) PGI.
Pewarta: Repelita Tambunan
Editor: Beril Huliselan
COPYRIGHT@PGI 2019
Be the first to comment