Generasi Oikoumene: Kaum Muda Sebagai Harapan Gereja dan Masyarakat

GENERASI OIKOUMENE
KAUM MUDA SEBAGAI HARAPAN GEREJA DAN MASYARAKAT

Sebuah Pesan, Deklarasi, dan Rekomendasi
Konsultasi Nasional Pemuda dan Remaja Gereja
KARANG ANYAR, 2014

 

PENGANTAR

  1. Tema Sidang Raya (SR) XV Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) di Mamasa (2009) adalah “Tuhan itu Baik Kepada Semua Orang”. Tema ini menginspirasi seluruh pelayanan PGI selama kurun waktu 2009-2014 termasuk pemuda dan remaja, dalam hal ini Departemen Pemuda dan Remaja (Depera) PGI. Dalam pelayanannya, Depera PGI menjabarkan tema tersebut dalam program dan kegiatan dengan harapan bahwa subtema SR XV “Bersama-sama seluruh komponen bangsa mewujudkan masyarakat majemuk Indonesia yang berkeadaban, inklusif, adil, damai, dan demokratis” mewujud pula di kalangan generasi muda.
  2. Sebagai implementator Keputusan SR XV, Depera PGI menginisiasi pelaksanaan Konsultasi Regional (Konreg) untuk menjaring aspirasi, pemikiran, dan harapan pemuda dan remaja gereja di wilayah-wilayah. Konreg sudah terlaksana sebanyak 5 kali, yaitu Padang Tawang-Bali (2010), Luwuk-Sulawesi Tengah (2011), Kaimana-Papua Barat (2011), Palembang-Sumatera Selatan (2012) dan Palangkaraya-Kalimantan Tengah (2012).
  3. Seluruh Konreg diawali dengan pelatihan motivator untuk membangun karakter unggul dalam belajar, bekerja, dan melayani di gereja. Selama konreg, para pemuda mendiskusikan masalah dan tantangan Pemuda dan Remaja gereja sesuai konteks masing-masing dengan mengundang pakar-pakar dari tingkat nasional maupun regional. Konreg juga menjadi momen untuk menguatkan jejaring oikoumene di kalangan pemuda gereja dan momen pengembangan diri untuk menjadi generasi Oikoumene yang siap membangun Indonesia yang plural.
  4. Puncak dari ke-5 konreg tersebut adalah dihelatnya Konsultasi Nasional (Konas) PGI yang berlangsung pada tanggal 28 Februari-3 Maret 2014 di Wisma INRI, Karang Anyar, Solo, Jawa Tengah. Konas dilaksanakan untuk mendiskusikan dan menjawab apa-apa yang dianggap menjadi masalah dan tantangan pemuda dan remaja gereja secara lokal, regional dan nasional. Sebagaimana sudah dieksplore dalam konreg-konreg sebelumnya. Konas diharapkan semakin menguatkan jejaring oikoumene dan semakin membudayanya gerakan oikoumene di kalangan pemuda dan remaja.
  5. Konas diikuti tak kurang dari 100 orang pimpinan muda dari organisasi pemuda gereja tingkat sinode, PGIW, lembaga kepemudaan Kristen GMKI, YMCA serta mahasiswa dari STT dari seluruh Indonesia. Selama 4 hari peserta melakukan ibadah kreatif, penelaan Alkitab, refleksi, diskusi, sharing serta kunjungan lapangan ke sejumlah lokasi di Solo.
  6. Di samping membicarakan persoalan internal pemuda gereja seperti kaderisasi dan jejaring Oikoumene, Konas juga menggumuli pergumulan global seperti kemiskinan, kekerasan, pluralisme, perdamaian, lingkungan hidup dan keutuhan ciptaan. Mengacu pada tema PGI di atas diharapkan melalui Konsultasi Nasional para pemuda dan remaja PGI mampu menjawab tantangan jaman melalui upaya pengenalan konteks pergumulan Pemuda dan Remaja masa kini.
  7. Konas juga merekomendasikan untuk diterbitkanya Buku Pedoman Generasi Oikoumene yang diharapkan menjadi identitas atau panduan bersama para pemuda dan remaja gereja di Indonesia dalam melaksanakan tugas dan panggilanya di gereja dan masyarakat.
  8. Konas kali ini juga menjadi sangat strategis, sebagai wadah konsolidasi organisasi menjelang Pertemuan Raya Pemuda Gereja (PRPG) sebagai bagian dari Pra Sidang Raya PGI ke XVI. PRPG akan berlangsung pada tanggal 4-8 November 2014 di Sirombu Nias Barat. PRPG akan menjadi pesta iman pemuda dan remaja gereja terbesar di Indonesia, tempat di mana anak-anak muda merayakan iman (faith celebration) dalam sorotan tema SR XVI : “Tuhan Mengangkat Kita Dari Samudera Raya” (Bdk. Maz 71:20b). Lebih lanjut hasil diskusi dan kerja kelompok telah merumuskan dan memformulasikan 4 pokok pikiran tentang pemuda gereja di Indonesia sebagai berikut:

IDENTITAS PEMUDA DAN REMAJA GEREJA

  1. Siapakah pemuda dan remaja gereja? Ada beragam pemahaman tentang pemuda dan remaja saat ini. Sebagai masukan dari berbagai pertemuan maupun Studi Regional dapat dikatakan golongan umur berada pada rentang 15-40 tahun. Dalam undang-undang tentang pemuda UU No. 40 tahun 2009 dijelaskan bahwa batasan usia pemuda adalah 16-30 tahun. Ada juga di kalangan gereja yang tidak melihat pada batasan usia, dengan mengatakan semua orang yang masih berjiwa muda serta mereka yang belum menikah. Batasan usia yang lain adalah usia 15 – 25 tahun dan 15 – 35 tahun. Sebagai gambaran lain terdapat pula yang mengategorikan mereka yang bukan anak-anak lagi namun belum juga dewasa. Sebagai informasi penting, saat ini jumlah penduduk Indonesia menurut hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) 2010 yang berusia 16-30 tahun berjumlah 62 juta, tentu saja bila rentangnya antara 16-40 akan lebih besar lagi.
  2. Menurut banyak pengalaman pemuda dan remaja, mereka secara umum terungkap bahwa ketika mereka mengambil keputusan sendiri untuk dirinya maupun kelompoknya sangat sering mengalami konflik dengan orang tua/dewasa. Meskipun kebanyakan konflik itu bisa diselesaikan dengan salah satu pihak harus mengalah. Pada pokoknya pemuda dan remaja sudah pasti merupakan golongan usia/masa di mana masih belajar untuk mengambil/membuat keputusan. Dengan demikian pemuda dan remaja gereja belum sepenuhnya bisa mandiri, baik secara finansial, mental-psikologis-intelektual masih tergantung pada orang dewasa.
  3. Dalam struktur pelayanan (gereja) di berbagai lapisan masyarakat, pemuda dan remaja memperoleh tempat khusus karena dianggap sebagai masa depan keluarga, bangsa, organisasi dan tentu saja gereja. Karena itu pemuda dan remaja sangat penting kehadirannya bagi kelanjutan kehidupan menuju yang lebih baik.
  4. Kesimpulan dari hasil diskusi di 5 (lima) konsultasi regional pemuda dan remaja PGI yang berujung pada konsultasi nasional maka diperoleh pemahaman bersama, bahwa pemuda dan remaja secara psikologis adalah mereka yang dalam proses pembangunan kepribadian, mengembangkan pengetahuan dan idealisme. Dalam tinjauan sosial, adalah anggota masyarakat yang berjiwa muda, bisa juga belum kawin sedang dalam masa perjuangan menuju kematangan/kebijaksanaan-matang. Sedangkan di dalam gereja digolongkan sebagai mereka yang secara iman membutuhkan pelayanan khusus untuk menuju kepada iman yang bertanggungjawab.

Dr Martin L Sinaga dalam pemaparan Identitas Oikoumene

PERMASALAHAN DAN TANTANGAN

  1. Pergumulan yang dihadapi oleh pemuda dan remaja gereja adalah pengaruh teknologi, sosial media, arus informasi yang pesat dan tak terkendali, hubungan seks pranikah, aborsi, penggunaan narkotika, hubungan dengan orangtua, dan prilaku yang tidak sopan terhadap orang yang lebih tua.
  2. Konas menggarisbawahi semakin kompleksnya permasalahan dan tantangan yang dihadapi pemuda dan remaja gereja. Ada kecenderungan semakin menurunnya animo pemuda dan remaja dalam menghadiri kegiatan-kegiatan gereja. Mereka lebih senang tinggal di rumah menonton tv atau bermain games atau lebih „enjoy‟ menghadiri acara-acara kelompok sebaya yang mereka inisiasi sendiri ketimbang menghadiri kegiatan-kegiatan yang diinisiasi pengurus pemuda dan remaja gereja. Tak jarang kita menjumpai anak-anak muda yang lebih fanatik kepada kelompoknya daripada kepada gerejanya. Kehadiran kelompok geng motor adalah salah satu penanda yang membawa pesan betapa kuatnya lingkungan mempengaruhi pemuda dan remaja gereja. Kehidupan pemuda dan remaja sudah sulit dipisahkan dari internet dan sosial media, khususnya facebook dan twitter. Penetrasi arus informasi sangat pesat dan tak terkendali.
  3. Kenyataan bahwa tingkat penggunaan narkotika justru paling tinggi di kalangan usia produktif, yang tidak lain adalah pemuda dan remaja. Di sisi yang lain semakin banyaknya kasus-kasus kekerasan antarpemuda dan remaja, seks pranikah, aborsi, hubungan dengan orangtua, dan perilaku yang tidak sopan terhadap orang yang lebih tua semakin menambah keprihatinan.
  4. Ada kekuatiran warga gereja, para pejabat gereja dan pembimbing pemuda dan remaja terhadap “nasib‟ gereja di masa depan. Mereka merasa bahwa generasi muda gereja tidak dapat diandalkan untuk mengambil “tongkat estafet‟ kehidupan gereja.
  5. Ada banyak pemuda dan remaja gereja (khususnya di kota-kota besar) yang kesulitan mengatur waktu untuk mengikuti aktivitas gereja karena banyaknya tugas sekolah dan kursus yang mereka ikuti. Beban tugas sekolah, plus persaingan nilai, persaingan antar sekolah dan parent pressure, membuat waktu mereka habis untuk belajar. Begitu juga dengan para pemuda gereja, memenuhi target untuk mengejar karier dan mendapat penghasilan yang besar menjadi alasan ketidakhadiran mereka dalam aktivitas gereja.
  6. Suara lain yang terdengar dari mulut pemuda dan remaja gereja adalah terbatasnya kesempatan mereka melayani di gereja karena tertutupnya gereja terhadap budaya pemuda dan remaja. Mereka bingung dan tidak mendapat tempat di gereja untuk mengembangkan diri. Gereja buat mereka terlalu kuno dan kolot terhadap perubahan zaman, bahkan kurang update tentang ajaran dan teologi Kristen. Hal ini membuat mereka lebih senang bertanya pada „mbah google‟ daripada mencari jawaban dari gereja. Belum lagi mereka menganggap gereja kurang tanggap dalam membantu mereka menghadapi masalah di seputar kehidupan pemuda dan remaja. Hal-hal ini yang membuat mereka enggan untuk pergi ke gereja.
MPH-PGI dan Walikota
MPH-PGI dan Walikota

GERAKAN OIKOUMENE DI KALANGAN PEMUDA

  1. Dalam catatan sejarah gereja sudah dibuktikan bahwa gerakan oikoumene yang sejak semula merupakan karya iman kaum muda di dunia. Sejarah gerakan oikoumene di Indonesia adalah bukti juga dimana kaum muda secara jeli dan cerdas telah memberikan berkat bagi kekristenan dan juga bangsa dan Negara Indonesia.
  2. Konas menekankan pentingnya keterlibatan pemuda dalam gerakan oikoumene. Generasi muda adalah penentu masa kini dan masa depan gerakan oikoumene di Indonesia dan dunia.
  3. Wajah gerakan oikoumene di Indonesia sudah dapat dilihat dalam wajah pemuda gereja saat ini. Itulah sebabnya maka konas sangat menekankan pentingnya pendampingan dari gereja untuk menciptakan ruang yang memungkinkan setiap potensi pemuda dipergunakan secara optimal dalam gerakan oikoumene di segala tingkatan.
Role Model Erwin Tenggono from nothing to something
Role Model Erwin Tenggono from nothing to something

PEMUDA DAN PELAYANAN SOSIAL

  1. Mengacu pada landasan teologis bahwa Tuhan itu baik kepada semua orang, maka pelayanan sosial yang dilakukan oleh pemuda dan remaja gereja tidak hanya diberikan kepada warga gereja saja, melainkan untuk seluruh masyarakat. Pelayanan sosial adalah bagian penting yang juga merupakan tuntutan dan tanggung jawab iman kristen pemuda dan remaja gereja terhadap Yesus Kristus.
  2. Dalam rangka mewujudkan semangat oikoumene, maka pemuda dan remaja gereja harus dan wajib berjejaring dalam mengimplementasikan aksi pelayanan sosial dengan seluruh sinode dan gereja serta elemen masyarakat Indonesia. Melalui aksi pelayanan sosial yang dilakukan oleh pemuda dan remaja gereja, diharapkan mampu menjawab persoalan kemiskinan, ketidakadilan, ketidaksetaraan, kerusakkan lingkungan, kesehatan, dan persoalan sosial lain.
Sesepuh-harus-bicara-Prof-Banawiratma-Prof-MP-Josep-dan-Pdt. Josef-W
Sesepuh-harus-bicara-Prof-Banawiratma-Prof-MP-Josep-dan-Pdt. Josef-W

DEKLARASI KARANG ANYAR

GENERASI OIKOUMENE
PEMUDA SEBAGAI HARAPAN GEREJA DAN MASYARAKAT

  1. Kami peserta Konas meyakini bahwa pemuda dan remaja adalah warga gereja yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gereja itu sendiri yang hidup dalam tantangan jaman. Identitas kami adalah Generasi Oikoumene.
  2. Terhadap permasalahan dan tantangan jaman bagi pemuda dan remaja masa kini maka kami berkomitmen bahwa pemuda dan remaja gereja di Indonesia akan bekerja keras guna melakukan pembaruan diri dan organisasi, serta berkomitmen untuk saling bersekutu, bersaksi, dan melayani guna mewujudkan sumber daya manusia yang handal, mandiri, dan berintegritas.
  3. Dalam kesadaran oikoumene yang tinggi, kami pemuda dan remaja gereja akan ikut aktif mengupayakan terwujudkan keesaan Tubuh kristus, dalam visi, tindakan dan aksi. Kami berkomitmen diri bahwa pemuda gereja adalah agen perubahan yang dinamis, yang memiliki jiwa oikumenis yang berlandaskan kasih.
  4. Kami pemuda dan remaja gereja Indonesia akan menjadi garda terdepan dalam setiap aksi pelayanan sosial di masyarakat.
  5. Kami pemuda dan remaja gereja Indonesia akan meningkatkan dan memaksimalkan jaringan antarsinode dan lembaga gereja dalam upaya mewujudkan pelayanan sosial bagi gereja dan masyarakat.
  6. Kami pemuda dan remaja gereja Indonesia menjunjung tinggi semangat oikoumene sebagai landasan pelayanan sosial bagi gereja dan masyarakat.
Perkenalan - Utusan Sulawesi
Perkenalan – Utusan Sulawesi
Perkenalan-Utusan-NTT
Perkenalan-Utusan-NTT
Perkenalan-Utusan-Sumatera
Perkenalan-Utusan-Sumatera

REKOMENDASI KARANG ANYAR

GENERASI OIKOUMENE
PEMUDA SEBAGAI HARAPAN GEREJA DAN MASYARAKAT

  1. Konas merekomendasikan agar setiap Sinode memperkuat kelembagaan pelayanan pemuda sinodal, yang mana tidak semua Sinode anggota PGI memiliki pengurus pemuda tingkat sinodal. Konas juga merekomendasikan agar Depera PGI bekerja sama dengan Sinode-sinode, PGIW/SAG, GMKI, GAMKI, YMCA dan Organisasi kepemudaan lainnya untuk melakukan penelitian dan pengkajian yang mendalam terhadap persoalan-persoalan kontemporer pemuda dan remaja kristen di Indonesia.
  2. PGI juga diharapkan melakukan peninjauan terhadap struktur Depara PGI agar lingkup kerja lebih jelas, misalnya dengan memisahkan pelayanan kategorial remaja dan pemuda sehingga masing-masing departemen dapat bekerja dengan fokus. Dengan usulan kembali menjadi Biro Pemuda PGI.
  3. Konas merekomendasikan agar gereja tetap mendorong dan mendukung (pedagogis dan pastoral) pemuda dan remaja untuk mengambil bagian dalam pelayanan gereja, serta meneliti dan memetakan situasi kondisi real pemuda dan remaja saat ini untuk menemukan pelayanan yang kontekstual bagi pemuda gereja.
  4. Konas juga menegaskan agar warga gereja selalu menjadi bagian dari masyarakat Indonesia yang tetap menjaga kesatuan dan keutuhan kehidupan berbangsa dan bernegara yang berlandasakan Pancasila dan UUD 1945. Untuk itulah Konas menyerukan kepada segenap pemimpin bangsa agar menjadi pemimpin yang mampu memberikan teladan yang baik sebagai role model bagi generasi muda, khususnya pemuda dan remaja gereja.
  5. Menuju PRGPG Nias, Konas merekomendasikan agar pemuda gereja tetap memperbaharui identitas/jati dirinya dalam Kristus menuju gerakan oikoumene baru guna menghadapi jaman yang berubah dan mengglobal (globalisasi).
  6. Konas juga mendorong pemuda gereja untuk mengembangkan kehidupan dan pelayanan yang solider terhadap persoalan-persoalan sosial masyarakat seperti, kemiskinan, lingkungan hidup, putus sekolah, KDRT, dll.
  7. Sebagai catatan khusus, Konas dengan tegas menyerukan agar pemuda gereja mempersiapkan diri untuk mengutus peserta menghadiri pertemuan raya pemuda gereja di Nias, Sumatera Utara, 5-8 November 2014 sebagai pandu, peserta PRPG dan peserta Sidang Raya XVI dengan perimbangan jender. Secara khusus Konas mengharapkan Sinode mengutus para pemuda yang pernah menghadiri kegiatan-kegiatan Depera PGI sepanjang tahun 2010-2014 demi keberlangsungan proses kaderisasi.
  8. Menuju PRPG Nias, Konas merekomendasikan agar sinode mempublikasikan dan mempresentasikan dalam PRPG berbagai aksi pelayanan sosial yang telah dilakukan di Sinode masing-masing agar menginspirasi peserta lainnya. Publikasi aksi pelayanan sosial tersebut akan menjadi bagian dari sejumlah pameran aksi pemuda selama PRPG berlangsung, agar mendukung PRPG sebagai wadah perayaan iman.
  9. Kepada setiap Sinode, Konas merekomendasikan agar menjadikan semangat oikoumene sebagai semangat pelayanan sosial di Sinode masing-masing. Setiap Sinode harus kritis dan proaktif dalam merespons setiap persoalan sosial yang muncul di lingkungan masing-masing Sinode.
  10. PGI sebagai sebuah lembaga nasional bertanggungjawab dalam mendorong, memperhatikan, dan memfasilitasi tiap-tiap Sinode untuk mewujudkan pelayanan sosial di tengah masyarakat.
  11. Kepada pemuda gereja di seluruh Indonesia diharapkan untuk dapat berkontribusi secara aktif dalam mendukung pendanaan program Depera PGI melalui rekening Depera PGI di PGI demi terwujudnya pemuda yang memiliki kemandirian dana dalam pelayanan.
  12. Terhadap maraknya bencana alam di Indonesia maka kami mendorong pemerintah untuk sesegera mungkin memprioritaskan pembentukan badan penanggulangan bencana daerah di seluruh Indonesia terkhusus di setiap daerah yang potensial terjadi bencana.

 

KARANG ANYAR, 3 MARET 2014

Peserta Konas: MPH PGI, Mitra MPL PGI, Pokja Depera PGI, PGIW Sumut, HKBP, GBKP, GMI, PGIW Sumsel, PGIW Yogyakarta, GKSBS, GKI, GKP, GBIS, GKJ, GKE, PGIW Kalteng, KGPM, GMIM, GTM, Gereja Toraja, GPID, GKLB, GMIT, GPI Papua, GKI Papua, GPIL, PP GMKI, GMKI Cabang Bogor, GMKI Cabang Surakarta, YMCA Indonesia, Mahasiswa STT Jakarta.

Departemen Pemuda dan Remaja PGI.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*