JAKARTA,PGI.OR.ID. Pemilu dan Pilpres merupakan wilayah kontestasi yang tidak sepenuhnya bebas dari pertarungan ideologi. Hal ini muncul dalam pembacaan Jakob Tobing, pimpinan Institut Leimena, dalam diskusi mengenai peran serta gereja dalam kontestasi Pemilu dan Pilres di Sidang MPL PGI yang berlansung di Royal Safari Garde, pada Senin (28/1). Pandangan ini terkait dengan pembacaan terhadap berbagai kelompok yang ada di balik kontestasi tersebut. Sebagai negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, Jakob Tobing memandang bahwa hal ini menunjukan Islam sesungguhnya bisa sejalan dengan demokrasi. Kenyataan ini yang kemudian dibaca sebagai gangguan oleh kelompok-kelompok radikal yang pada gilirannya menyerang demokrasi di Indonesia.
Bagi Jakob Tobing, Indonesia telah memilih demokrasi konstitusional sebagai jalan mengelola kemajemukan yang ada. Dalam demokrasi konstitusional, kedaulatan dipahami berada di tangan rakyat; di dalamnya ada ruang kebebasan yang luas, namun juga ada aturan yang mengelola ruang tersebut. Dalam konteks ini, Jakob Tobing melihat Pancasila berperan sebagai prinsi-prinsip yang mengelola ruang demokrasi tersebut. Selain itu, di dalamnya ada penguatan terhadap parlemen dengan sistem multipartai yang diselaraskan dengan sistem presidensial. Dan, hal yang tidak kalah penting dalam demokrasi di Indonesia adalah adanya cita-cita bersama yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.
Namun, ada beberapa tantangan masih harus dihadapi pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Tantangan tersebut menurut Jakob Tobing adalah belum terkonsolidasinya demokrasi dengan hukum, kemudian masalah-masalah seperti kemiskinan, kesenjangan, masalah tingkat melek huruf dan budaya hidup konsumtif.
Pada kesempatan yang sama, Budi setia marga, pembicara kedua, menekankan pentingnya pendidikan dan kerja sama lintas agama dalam menerjemahkan konsep demokrasi yang besar. Kerja sama lintas agama menjadi penting karena data yang ada menunjukan bahwa penduduk dunia akan bergerak semakin religious. Sementara pendidikan menjadi penting karena melalui pendidikanlah terjadi. war of mind.
Forum dialog ini merupakan kelanjutan dari Dialog Nasional untuk Kebhinnekaan dan Pemilu Damai yang sebelumnya berlangsung pada 27 Januari 2019 di Gedung Bayangkara, Jakarta.
Pewarta: Beril Huliselan
COPYRIGHT PGI 2019
Be the first to comment