Festival SAPA Kristiani 2020-2021 di Grha Oikoumene

JAKARTA,PGI.OR.ID-Sebanyak 55 lukisan dari 21 orang pelukis Kristiani dipamerkan di Lt. 2 Grha Oikoumene, Jakarta, sejak Jumat (27/3). Pameran tersebut merupakan rangkaian dari Festival SAPA (Sastra dan Rupa) Kristiani 2020-2021, yang direncanakan akan berlangsung hingga 10 April 2021.

Pameran yang dimulai pukul 10.00-14.00 WIB ini, dilaksanakan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan, dan pengunjung pun dibatasi hanya 15 orang per jam.

“Festival SAPA Kristiani 2020-2021 merupakan tempat seniman-seniman Kristiani memuji dan mengungkapkan seni sebagai pemuliaan kehidupan dari Sang Seniman, yaitu Tuhan itu sendiri. Mereka mengungkapkan itu tersirat lewat senirupa tetapi juga lewat proses membuatnya. Namun untuk menghargai karya seni yang betul orang tetap harus diam. Dia menafsirkan ada ruang untuk betul-betul yang tersirat itu sendiri,” jelas budayawan Katolik Romo Mudji Sutrisno, saat soft launching festival di Grha Oikoumene, Jakarta, Sabtu (28/3).

Menurut Romo Mudji, kegiatan ini sangat pas diadakan sebelum Paskah, karena ingin merayakan Tuhan yang sudi mengasihi kita sampai harus di salib seperti itu, dan terbujur mati, sementara manusia hanya bisa diam menyaksikannya. “Inilah tugas seni, jalan seni, memuliakan hidup tetapi juga menggugat seluruh dehumanisasi, apa-apa yang tidak manusiawi, untuk dikembalikan, ditebus, lewat jalan seni, lewat jalan kasih,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, setelah pertama tahun 2018, SAPA Kristiani kembali menggelar Festival Sastra & Rupa Kristiani 2020-2021. Festival kali ini dimulai November 2020 hingga Maret 2021, berlangsung panjang oleh sebab pandemi yang merebak tahun 2020. Festival kali ini bertema Kau Rasa Beta Rasa. Frasa yang akrab dengan keseharian kita, diilhami kutipan Galatia 6:2 dalam Kitab Suci yang berbunyi, Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu.

Festival bertujuan membangun komunitas sastra dan seni rupa Kristiani selain membangun infrastruktur dalam lingkungan sastra -penulis, kritik, pembaca, penerbit- dan seni rupa – perupa, galeri, kolektor, juga budayawan dan teolog dalam komunitas Kristen, sebagai alternatif bagi umat dalam menggapai spiritualitas mereka melalui jalan seni dan estetika. Serta diadakan via medium zoom untuk diteruskan ke facebook, instagram, dan youtube.

Selama 5 bulan Festival telah menghadirkan 45 narasumber yang terdiri dari penulis, perupa, pembaca, rohaniwan, pengajar, ahli filsafat, politisi, pengusaha, dan kaum awam. Mereka berasal dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Bali, Balige, Makassar, Manado, Palangkaraya, Kupang, Sumba, Ambon.

Menjelang akhir, festival menggelar pameran virtual dan pameran di Grha PGI Jalan Salemba Raya 20 Jakarta Pusat, pada 27 Maret – 10 April 2020. Sejumlah 38 perupa ikut dalam pameran di antaranya Mudji Sutrisno, SJ, Heru Susanto, dan lain-lain, dan menampilkan sekitar 70 lukisan dan karya seni lain. Festival ini terbuka bagi siapa saja tanpa memandang agama dan status sosial.

Kegiatan festival antara lain Bincang-Bincang dengan penulis & perupa, Pelatihan Bahasa Latin, Perempuan & Lingkungan, Ilustrasi dalam Bacaan Anak yang Sulit, Holistik dalam Sastra, Seni Rupa & Sains, dan lain-lain. Pada acara Membacakan Puisi-Puisi Fridolin Ukur (1936-2003) turut mendaras puisi Ketum PGI Pdt. Gomar Gultom, juga Pdt Adrie Massie Ketua PGIW Sulselbara. Dalam acara lain Benni E Matindas tokoh Manado dan Fien Sopamena.

 

Pewarta: Markus Saragih