AMBON,PGI.OR.ID-Gereja Protestan Maluku (GPM) memiliki satu wadah persekutuan para Pendeta Emeritus (Pendeta Pensiun), persekutuan ini hadir untuk memberikan keseimbangan dalam ber GPM, membangun pola relasi berjalan bersama saling menopang menjadikan GPM menjadi lebih baik, menjadikan GPM menuju Gereja Orang Basudara.
Di Gedung Gereja Menara Kasih-Jemaat Menara Kasih Klasis Kota Ambon (8/9) berlangsung ibadah persekutuan para Pendeta Emiritus (pendeta pensiun).
Melalui persekutuan ini, para pendeta emeritus mau mengingat pengalaman-pengalaman di waktu yang lalu dalam melakukan pelayanan di Wilayah Maluku dan Maluku Utara hingga Papua. “Kita mengingat apa yang kita lakukan di masa yang lalu. Supaya kita bersyukur, karena Tuhan sudah mengijinkan kita menanam bibit dan menyiramnya, kita dapat lewati hal-hal tersulit. Mendapatkan gaji yang susah, banyak jemaat namun tenaga sedikit,” Ungkap Tapilow, Pimpinan Persekutuan Pendeta Emeritus, mengawali sambutannya.
Wadah ini, lanjut Tapilow, ada untuk mengingatkan (pendeta emeritus) agar tidak menjadi lupa, tidak boleh menjadi hama untuk tanaman yang sudah ditanam dan disiram. Melainkan harus menjadi pupuk supaya apa yang sudah ditanam dapat bertumbuh dan berbuah.
Apakah memimpin gereja itu sama dengan kita melakukan aktivitas-aktivitas pelayanan saja? Kita perlu membentuk wawasan berpikir bergereja, jika tidak dibentuk maka nilai yang digantung pada tradisi bergereja GPM lama-lama akan hilang, kita akan menjadi Gereja yang tidak punya jati diri dan menjadi gereja yang hanya ikut-ikutan. Cetus Werinussa (Ketua Sinode GPM) dalam kesempatan menghadiri ibadah persekutuan pendeta emeritus.
Setiap pelayanan 6 september (HUT GPM), kita harus mencerminkan bahwa kita adalah gereja. Jangan kita terjebak dalam aktifitas organisasi sehingga nuansa gereja tetap terjaga. Karen itu resepsi gerejawi awalnya disebut pidato diganti dengan sebutan Pesan Gembali sedangkan sebutan Mars diganti menjadi Lagu Panggilan GPM, bersama para Ketua Klasis kita menggantikan Rapat Teknis yang sangat organisasi menjadi Rapat Konsultasi, Apa makaudnya ? Mengingat dan mengulangi, GPM tidak akan menjadi gereja kalau hanya ikut-ikutan, iya harus menjadi ciri Gereja Protestan Maluku. Dengan begitu kita memberikan apresiasi bagi para pelayan mula-mula dalam semangat pelayanan mereka.
Kami memberikan apresiasi kepada pengurus pusat Pensiunan Pendeta yang membuat perayaan ini sekalipun sederhana. Namun dengan begini MPH akan di ingatkan kembali tentang pentingnya kita menjadi GPM.
GPM lahir dari perbuatan Penginjilan: Pendeta, Penatua, Diaken. Saya meminta supaya kaka-kaka beritahu kepada anak muda (Pendeta berusia muda) supaya harus fanatik terhadap GPM.
Menjadi pendeta bukan soal Intelektual, namun soal karakter dan tabiat. Hal tersebut tidak diajar dikampus namun hanya dibentuk pada proses sejarah kehidupan yang panjang, menjadi pelayan tidak hanya mengenal jemaat dengan ‘membaca buku’ tetapi melalui proses melayani, Ungkap Werinussa menjelaskan.
Monumen karya putra putri Maluku bagi pemberitaan injil tidak akan hilang, kelak iya akan diingatkan kembali seperti mode atau model, menjadi Gereja orang basudara (bersaudara) harus mengabadikan budaya para leluhur.
Kita ingin keluar dari gereja ceremonial, gereja yang hanya berupacara, bernyanyi, yang kita ingin gereja yang bersaksi dan melayani. Pada 6 september tidak ada hura-hura, yang harus kita lakukan adalah lebih banyak aksi.
Melayani di lapas sebagai bentuk pelayanan, persidangan Majelis Pekerja Lengkap (MPL) akan bersifat pemberdayaan, disana juga akan disediakan pelayanan kesehatan gratis.
Boleh jujur baru beberapa bulan menjadi Ketua Sinode ternyata ada juga hama yang mengusik. Sudah sangat normal dengan keberadaan hama yang mungkin jumlahnya sedikit, kepada bapa ketua sinode pensiun (Sebutan Ketua Sinode Kepada Pimpinan Pendeta Pensiun) harus memberikan pengakuan bagi karya adik-adik di medan pelayanan mereka. Mereka, adik-adik dapat melayani karena kaka-kaka yang telah menunjukan jalan terlebih dahulu. Tutur Werinussa, Ketua Sinode GPM, mengakhiri penjelasan.
Menjadi pendeta yang dikendalikan organisasi itu gampang namun sebaliknya yang tidak gampang seperti para pensiun yang tidak terkendali naun dapat melayanani dengan sendirinya, saya meminta terimakasih. Jangan ambil dihati kalau ada sedikit hama.