PGI – Jakarta. Fariz Mehdawi, Duta Besar Palestina untuk Indonesia, mengatakan: “Banyak orang yang telah salah pandang mengenai keadaan yang terjadi di Palestina saat ini. Hal ini juga diperburuk dengan adanya pihak yang seringkali mengurangi atau melebihkan informasi yang ada, dan menyampaikan informasi tersebut dengan cara pandangnya sendiri.”
Pandangan yang salah tentang Palestina ini pun banyak diterima mentah-mentah oleh bangsa Indonesia. Ketika mengetahui banyak orang di Indonesia yang salah mengartikan dan menyamakan konflik antara Palestina dengan Israel, sama dengan konflik antara Islam dengan Kristen, Mehdawi mengemukakan bahwa itu adalah hal yang salah dan aneh. Ia melanjutkan bahwa umat Islam dan Kristen di Palestina justru hidup rukun dan berada pada sisi yang sama, serta bersama memperjuangkan tanah Palestina dari agresi Israel.
“Kalau ada kelompok orang yang mengatasnamakan Palestina dan ingin pergi ke sana untuk mengangkat senjata, saya rasa itu sudah sangat terlambat. Kami sudah tidak lagi berperang dan lelah dengan konflik yang ada,” demikan penegasan Mahdawi.
Saat ini masyarakat Palestina hanya ingin lebih fokus untuk membangun Palestina dari segi ekonomi, pendidikan, pariwisata, dan sektor lainnya. Mari datang langsung ke Palestina untuk melihat keadaan yang sesungguhnya.” tambah Fariz Mehdawi, yang juga mengagumi sosok Soekarno. Mehdawi pun menambahkan, kunjungan Paus Fransiskus ke Palestina dan Israel turut membawa angin segar bagi perdamaian di antara kedua pihak yang sudah lelah akan konflik.
Di Palestina tidak ada perbedaan masalah agama, setiap warga Palestina punya hak yang sama dan tidak ada dikotomi antara Islam dan Kristen. Mereka hidup damai dalam era Alm. Yaser Arafat hingga Mahmud Abbaz. Pemimpin Palestina sering datang dalam Misa Natal di Betlehem, dan mereka tidak merasa canggung. Bahkan Istri Yaser Arafat adalah seorang Nasrani Palestina yang taat pada Yesus Kristus ujar Fariz Mehdawi.
Palestina yang jumlah penduduknya 440.000 orang dengan komposisi pemeluk Muslim mencapai 387.200 orang (88%), Kristen 39.600 orang (9%), dan Yahudi 13.200 orang (3%). Dari data ini terlihat bahwa semua komunitas agama samawi ada di Palestina.
“Persoalan Palestina harus dilihat dengan hati, bahwa apa yang terjadi di Palestina yang berupa tragedi kemanusiaan, ketidakadilan, perampasan hak manusia untuk merdeka telah diluluh-lantakkan Israel, dan saya yakin bahwa apa yang terjadi di Palestina dengan segala tindakan Israel yang anarkis, brutal, masalah Palestina bukanlah masalah agama, Palestina adalah masalah tragedi kemanusiaan, dan Palestinalah satu – satunya negara yang ada di dunia ini masih dalam penjajahan dalam era dunia yang modern,” kata Dubes Palestina yang sangat menyukai batik ini. (Editor: Sapta Baralaska Utama Siagian dan Boy Tonggor Siahaan)
Be the first to comment