MANADO,PGI.OR.ID-Sejarah baru tercatat di Kota Manado, dengan diluncurkannya Alkitab Perjanjian Baru dalam Bahasa Manado. Peluncuran dilaksanakan dalam bentuk ibadah berbahasa Manado, yang dipimpin Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Pdt DR HWB Sumakul MTh, di jemaat GMIM Kinamang Kairagi Dua, Kecamatan Mapanget, Jumat (4/8) pagi hingga siang.
Wali Kota Manado sekaligus Ketua Umum Panitia Pelaksana DR Ir GS Vicky Lumentut SH MSi DEA mengatakan, dengan diluncurkannya Alkitab Perjanjian Baru dalam Bahasa Manado ini, semakin memperkaya budaya masyarakat lokal. Disamping itu, GMIM dan Kota Manado akan menjadi pelaku sejarah. “Hari ini, di gereja GMIM Kinamang ini, akan tercatat dalam sejarah bahwa Alkitab Perjanjian Baru dalam Bahasa Manado telah ada. Dan kita semua akan disebut sebagai pelaku-pelaku sejarah. Karena itu, peluncuran Alkitab ini merupakan momentum yang sangat strategis untuk kita yang ada di Manado,” ujar Wali Kota GSVL.
Menurutnya, proses penerbitan Alkitab berbahasa Manado itu memerlukan waktu 15 tahun. Serta melibatkan berbagai pihak, termasuk penterjemah dan konsultan dari luar negeri. “Untuk menterjemahkan Alkitab kedalam bahasa daerah khususnya bahasa Manado memerlukan waktu yang sangat lama. Untuk Alkitab Perjanjian Baru dalam Bahasa Manado ini, butuh waktu 15 tahun sebelum diluncurkan saat ini. Karena, tidaklah mudah untuk menerbitkan Alkitab seperti ini, harus melalui kajian, penelitian dan proses yang panjang,” tandas salah seorang personel Majelis Pertimbangan Sinode (MPS) GMIM tersebut.
Olehnya, sebagai Ketua Umum Panitia Pelaksana yang juga pemimpin di Kota Manado, Wali Kota GSVL mengusulkan untuk membangun monumen peluncuran Alkitab Bahasa Manado di sekitar gereja GMIM Kinamang. “Saya mengusulkan, apalagi Kota Manado telah menjadi salah satu daerah tujuan wisata, kalau disetujui BPMS GMIM kita bangun monumen disini. Supaya, wisatawan yang datang ke Manado boleh menikmati sekaligus mengabadikan peristiwa bersejarah ini,” tandas Wali Kota GSVL, seraya berharap, ke depan akan diterbitkan Alkitab Perjanjian Lama berbahasa Manado.
Sementara, Ketua BPMS GMIM Pdt DR HWB Sumakul MTh yang memimpin ibadah menyatakan, Alkitab Perjanjian Baru dalam bahasa Manado adalah sesuatu yang baru di Manado, sehingga membutuhkan koreksi.
Meski demikian, penterjemahan Alkitab dalam Bahasa Manado ini memudahkan orang Manado untuk berkomunikasi memahami bahasa daerahnya sendiri. “Bahasa Manado ini merupakan salah satu dari sekian banyak bahasa yang ada di dunia ini. Dengan adanya Alkitab berbahasa Manado khususnya Perjanjian Baru, mau mengajarkan kepada kita semua bahwa penyampaian firman Tuhan oleh Yesus Kristus juga harus ada dalam bahasa lokal yang mudah dimengerti dan dipahami,” ujar Pdt Sumakul.
Dikatakan, GMIM sebagai wadah organisasi gereja hanya memfasilitasi saja, sedangkan untuk pemanfaatan Alkitab berbahasa Manado ini, bisa digunakan oleh seluruh umat Kristen di Sulawesi Utara. “Mudah-mudahan Alkitab ini, membawa berkat bagi kita di tanah Minahasa dan Sulawesi Utara yang kita cintai bersama,” tukasnya.
Penerbitan Alkitab Perjanjian Baru dalam Bahasa Manado merupakan kerjasama GMIM, Lembaga Alkitab Indonesia dan Wyceliffe Bible Translators Inc sebuah lembaga donor internasional yang memberi bantuan untuk penterjemahan Alkitab. Acara yang berlangsung sederhana namun sarat makna itu, diisi dengan pementasan seni teatrikal, tarian budaya, solo serta diwarnai dengan prosesi penyerahan Alkitab oleh Wali Kota GSVL kepada Ketua BPMS GMIM. (Manado Post)