JAKARTA,PGI.OR.ID-Gereja dalam hal ini harus mengerti apa sebenarnya tujuan vaksinasi itu, dan Gereja memiliki tanggung jawab untuk mengedukasi jemaat mengenai manfaat vaksinasi. Kalau tidak kita semua akan menjadi korban. Kalau tidak ada upaya apapun, maka bumi ini akan musnah hanya karena COVID-19 ini.
Hal tersebut ditegaskan Direktur Jenderal Bimas Kristen Kemenag RI Prof. Thomas Pentury, dalam webinar bertajuk Vaksin Covid-19: Lindungi Diri, Keluarga, Bangsa, dan Negeri, yang diinisiasi oleh Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), Selasa, (2/3).
“Saya kira pertanyaan mengapa gereja atau umat harus diedukasi itu menjadi penting. Karena, pandemi COVID-19 ini memberi dampak negatif bagi gereja, khususnya dalam pertumbuhan gereja,” ujarnya.
Thomas Pentury berharap agar seluruh gereja yang ada di Indonesia, baik organisasi seperti GAMKI dan GMKI, turut serta mensosialisasikan proses vaksinasi kepada masyarakat luas. “Berharap kepada seluruh gereja-gereja, organisasi gereja termasuk di dalamnya GAMKI dan GMKI untuk turut serta dalam proses vaksinasi ini dan mensosialisasikan bahwa vaksinasi adalah tanggung jawab kita bersama untuk menjaga bumi, manusianya, juga memberi ruang bagi manusia atau umat untuk tetap bisa melayani Tuhan,” pungkasnya.
Wakil Ketua Umum DPP GAMKI Sherly Wattimena, saat membuka webinar menyampaikan bahwa posisi GAMKI sebagai mitra pemerintah untuk mengedukasi masyarakat terkait program vaksinasi. Dalam situasi pandemi Covid-19 ini. intervensi vaksinasi merupakan salah satu upaya kesehatan yang harus dilaksanakan secara holistik dengan melibatkan berbagai pihak.
“Ini merupakan realitas yang harus kita sikapi secara bersama-sama. Oleh karena itu, GAMKI memposisikan diri sebagai mitra pemerintah baik membantu kementerian dan lembaga terkait edukasi dsn sosialisasi, termasuk untuk pendataan penerima vaksin di daerah-daerah, terkhusus di lingkungan gereja-gereja,” kata Sherly.
Pembicara lain, Ketua Bidang Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito pada kesempatan itu menjelaskan, kehadiran virus berbahaya di dunia ini disebabkan tidak adanya keseimbangan alam. Dan ketidakseimbangan alam itu juga karena ulah manusia. Sebab itu, kita harus mengembalikan keseimbangan alam dengan baik, agar tidak terjadi intervensi dari alam yang juga untuk menyeimbangkan kembali.
“Jadi adanya COVID-19 ini adalah salah satu bentuk terdistruksinya lingkungan dan menimbulkan penyakit yang biasanya ada pada hewan atau binatang, dan sekarang pindah ke manusia. Memang prosesnya akan lama sekali, karena itu proses alam,” katanya, sambil menegaskan saat ini pemerintah tengah menargetkan sebanyak 181,5 juta vaksin untuk masyarakat.
Sementara itu, Juru Bicara Vaksin Covid-19 PT Bio Farma Bambang Heriyanto menjelaskan, saat ini pemerintah tengah menggunakan 7 jenis vaksin, yaitu produksi Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Novavax, Pfizer-BioNtech, dan Sinovac.
Dia mengaku bahwa akses untuk mendapatkan vaksin di tengah pandemi Covid-19 ini begitu sulit. Kendati demikian, pemerintah berhasil melakukan beberapa langkah untuk mendapatkan vaksin tersebut. Menurutnya, ada beberapa jalur yang bisa disiapkan, pertama, pengadaan vaksin melalui jalur bilateral yang dilakukan dengan kerja sama industri farmasi dalam hal ini Bio Farma dengan beberapa manufaktur penyedia vaksin di dunia. Kedua, melalui jalur multilateral (Covax/GAVI/WHO). Ketiga, pengembangan Vaksin Merah Putih.
Sebagai Penanggap dalam webinar ini, Bishop Gereja Methodist Indonesia Wilayah I Pdt. K.W Sinurat menilai, dalam hal ini gereja harus terus menyuarakan agar masyarakat terkhusus jemaat Gereja semakin bijak menghadapi pandemi virus corona ini. “Pandemi COVID-19 ini bukanlah kutukan. Tetapi ini adalah suatu keadaan yang harus kita hadapi bersama apakah karena faktor alam, atau juga karena faktor kita manusia yang harus mengelola alam semesta ini. Kita harus hadapi situasi ini dengan iman yang kuat,” katanya.
Lanjut Pdt. Sinurat, Gereja juga bukan hanya bercerita vaksin. Gereja dalam menghadapi pandemi ini harus mendidik warga gerejanya untuk bisa bijak dalam menanggapi informasi yang beredar di media sosial. Karena ada upaya-upaya pihak tertentu untuk menyampaikan beberapa berita bohong tentang vaksin. Bahkan ada kelompok tertentu mencoba untuk menolak vaksin,” tambahnya.
Sedangkan Sekretaris Umum BPH GBI Pdt. Josafat Mesach membenarkan perkataan Thomas Pentury terkait peranan gereja yang sangat vital dalam mengedukasi jemaat terkait program vaksinasi. “Jadi, warga jemaat itu pasti lebih menurut kepada apa yang disampaikan oleh Ketua Sinodenya. Disinilah perlu kita mendorong agar semua sinode membuat edukasi yang baik dengan berbagai sarana,” ujarnya.
Di akhir webinari, Sekretaris Umum DPP GAMKI, Sahat Martin Philip Sinurat menegaskan bahwa dilaksanakannya webinar ini guna menunjukkan bagaimana gereja turut mendukung program vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah. “Sehingga dengan berjalannya program vaksinasi ini, seperti yang disampaikan pembicara bahwa kita bukan hanya menyelamatkan diri kita. Tapi juga menyelamatkan keluarga, bangsa, dan masyarakat Indonesia,” katanya.
Sahat menyampaikan GAMKI dan berbagai lembaga Gereja siap bekerjasama dengan pemerintah untuk membantu menginformasikan kepada masyarakat dan gereja-gereja di daerah terkait program vaksinasi COVID-19. “Kami mendapat banyak pertanyaan dari umat di daerah, ternyata jemaat dan gereja kita di daerah masih kurang informasi tentang bagaimana mengakses program vaksinasi. Kita dari GAMKI siap bekerjasama dengan pemerintah untuk menginformasikan program vaksin kepada gereja-gereja di daerah sehingga mereka tidak ketinggalan informasi,” pungkasnya.
Pewarta: Markus Saragih