Dewan Kardinal (C9) yang bertugas menasehati Paus Fransiskus telah mulai membuat draf pertama dari konstitusi apostolik baru yang akan menerapkan reformasi birokrasi Vatikan.
C9, sebuah dewan yang terdiri dari 9 kardinal, yang diangkat Paus Fransiskus, mengadakan pertemuan keenam pada 15-17 September bersama dia di Vatikan tentang reformasi organisasi dan pemerintahan Vatikan.
Pastor Federico Lombardi, juru bicara Vatikan, mengatakan kepada para wartawan pada Rabu bahwa serangkaian diskusi kini mulai lebih “konkret” dengan “menulis” draft untuk pengantar ke konstitusi baru tersebut.
“Rancangan konstitusi tersebut dapat diasumsikan bahwa dengan dua pertemuan dewan itu berikutnya … rancangan tersebut akan mencapai tingkat persiapan sehingga memungkinkan bagi Bapa Suci untuk melanjutkan konsultasi lebih lanjut,” kata Pastor Lombardi dalam sebuah pernyataan tertulis.
Dalam langkah pertama menuju reorganisasi Kuria Romawi, Paus Fransiskus telah membentuk Sekretariat Perekonomian pada Februari lalu sebagai cara untuk memulai pengawasan keuangan dan memenuhi standar internasional untuk semua aset dan kegiatan keuangan Vatikan.
Pastor Lombardi mengatakan kepada para wartawan bahwa dalam pertemuan para kardinal tersebut pembahasan masalah keuangan telah ditutup, dan mereka sekarang kembali melihat dewan kepausan yang berbeda dari Kuria, sebagai bagian dari strategi yang lebih besar yang bertujuan untuk menemukan cara yang paling efektif dan efisien untuk mereorganisasi birokrasi Vatikan.
Paus Fransiskus akan membuat keputusan akhir berdasarkan masukan dari Dewan Kardinal dan pembicaraan rutin dengan kepala Kuria, para kardinal dan para uskup, tambah Pastor Lombardi.
C9 terdiri dari Rodriguez Kardinal Maradiaga dari Honduras, George Kardinal Pell dari Australia, Sean Kardinal O’Malley dari Amerika Serikat, Laurent Kardinal Monsengwo Pasinya dari Kongo; Giuseppe Kardinal Bertollo, gubernur negara Kota Vatikan; Francisco Javier Kardinal Errazuriz Ossa dari Chile, Oswald Kardinal Gracias dari India, Reinhard Kardinal Marx dari Jerman, dan Pietro Kardinal Parolin, sekretaris negara Vatikan.
Sumber: UCA News
Be the first to comment