JAKARTA, PGI.OR.ID – Sekitar 5000 sekolah Kristen tersebar di seluruh Indonesia, dan 60 persen berada di wilayah Indonesia Timur. Sayangnya, sekolah Kristen yang kebanyakan dikelola oleh sinode gereja itu, dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, bahkan beberapa di antaranya tutup.
Ir. David J. Tjandra MA, Ketua Umum Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia (MPK) mengungkapkan hal ini pada acara Malam Ucapan Syukur HUT Ke-65 MPK, di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Jumat (12/6).
Kondisi ini, lanjut David, antara lain disebabkan adanya persaingan yang tidak wajar dengan sekolah negeri. Sekolah negeri didukung oleh pemerintah, baik fasilitas, sarana prasarana, dan guru-gurunya. Bahkan dengan adanya otonomi daerah sekolah negeri sangat diuntungkan. Sementara sekolah swasta atau sekolah Kristen harus berjuang sendiri.
“Bahkan di beberapa daerah, Pemda ikut membangun sekolah negeri dengan menambah ruang kelas. Tujuan akhir mungkin bisa mendapatkan bantuan BOS sebanyak-banyaknya karena jumlah siswanya semakin banyak,” ujarnya.
Kata David: “Padahal bagaimanapun sekolah Kristen itu harus menjadi mitra dengan sekolah negeri. Justru yang ada sekarang bersaingan satu sama lain.”
Hal lain yang menurutnya sangat disayangkan, yaitu ternyata sinode-sinode gereja pun tidak memikirkan akan kondisi sekolah itu. Bahkan sengaja dibiarkan tutup agar tidak menanggung kerugian terus-menerus.
Menurut data MPK, di Sulawesi Utara ada sekitar 1000 sekolah Kristen dikelola GMIM, di NTT 400 dikelola GMIT, di Papua 400 sekolah Kristen dikelola GKI tanah Papua, di Maluku 400 sekolah Kristen dikelola GPM, dan di Sumba 200 sekolah Kristen dikelola GKS.
Sebab itu, dalam rangka menyelamatkan sekolah-sekolah Kristen agar tetap eksis berkontribusi dalam dunia pendidikan, MPK membuat beberapa program, di antaranya Learn to Grow. Program ini diselenggarakan untuk membantu para siswa, terutama siswa SMA di daerah yang tidak memiliki guru-guru mata pelajaran tertentu agar dapat mengikuti pembelajaran terkait yang disampaikan melalui web-conference oleh para guru pakar dari sekolah-sekolah anggota MPK yang siap berbagi dan mendukung dalam pengadaan sarana pembelajaran.
Program ini telah berlangsung seperti BPK Penabur mendonasikan 100 kompoter ke skolah-sekolah daerah, juga BPK Penabur dan IPEKA mendonasikan buku-buku untuk menyokong perpustakaan.
Ada juga program Learn to Serve. MPK memfasilitasi Gerakan Pemuda Kristen Peduli Pendidikan, di mana para pemuda gereja, mahasiswa, dan lulusan Perguruan Tinggi yang peduli memajukan pendidikan Kristen di Indonesia dilengkapi dan diutus untuk melayani sekolah-sekolah Kristen, khususnya di daerah yang membutuhkan bantuan.
Pada kesempatan itu David mengajak para pengusaha Kristen untuk ikut bersama-sama memikirkan dan mendukung program-program yang dilaksanakan MPK, demi eksisten sekolah-sekolah Kristen dalam pendidikan demi kemajuan bangsa.
Dalam perayaan HUT ke 65, MPK juga menggelar lomba menulis tingkat SMP, dan SMA. Juga pemilihan guru berdedikasi.