Cahaya untuk Negeri: Menggugat dan Menggugah

PGI – Jakarta. Rakyat Indonesia merasakan bahwa tindakan para pemimpin negeri ini menangani bencana alam, khusus erupsi Sinabung, kurang bertindak sigap. Bencana Sinabung sudah selayaknya dianggap sebagai bencana nasional karena para pengungsi sudah terlalu banyak menderita dan membutuhkan bantuan berskala nasional. Hal tersebut disampaikan Romo J.N. Hariyanto, Wakil Ketua ICRP (Indonesian Conference on Religion and Peace), dalam aksi Cahaya untuk Negeri di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Senin malam (10/2).

Musdah Mulia (Ketua Umum IRCP) dalam refleksinya mengatakan bahwa Malam Doa dan Renungan untuk korban bencana alam di Indonesia ini dilaksanakan untuk solidaritas kemanusiaan bagi para korban, baik yang telah meninggal dunia maupun yang masih hidup, tetapi mereka mengalami penderitaan, khususnya anak-anak dan kaum hawa.

Bhiku Damakaro (dari perwakilan umat Budha) menegaskan bahwa kita perlu bersatu dalam solidaritas kemanusiaan untuk meringankan penderitaan yang dialami saudara-saudara kita sebangsa.

Salah satu Spanduk Malam Doa dan Renungan *Cahaya untuk Negeri*.
Salah satu Spanduk Malam Doa dan Renungan *Cahaya untuk Negeri*.

Di akhir Malam Doa dan Renungan tersebut, salah satu mahasiswa membacakan Press Release Cahaya untuk Negeri. Press Release tersebut intinya meminta agar SBY meningkatkan status bencana erupsi Gunung Sinabung menjadi bencana nasional.

Malam Doa dan Renungan, Cahaya untuk Negeri, diselenggarakan PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia) dan ICRP serta didukung PGI Wilayah DKI Jakarta, Gerakan Kemanusiaan Indonesia, Persekutuan Mahasiswa Teologi Asal (PMTA) Karo Sekolah Tinggi Teologi Jakarta, Komunitas Berbagi Hidup, dan Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia. (BTS)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*