Sumba, PGI.OR.ID-Enam anak remaja SMP 1 Sumba Barat Daya meliak-liuk menggoyangkan badan dan tangan menari diiringi ketukan irama musik tradisional gong dan gendang dengan tempo pukulan cepat. Tarian yang dimainkan di halaman Gereja Kristen Sumba (GKS) Jemaat Mata itu adalah Tarian Woleka. Tarian ini adalah tarian penyambutan bagi tamu secara adat. Sambil tarian itu dimainkan, tuan rumah jemaat GKS Mata memberikan kain khas Sumba satu-persatu bagi para pandu yang adalah kaum muda yang dengan sukarela untuk menjadi petugas yang akan membantu jalannya sidang. Kain juga diberikan bagi peserta yang datang.
Di luar halaman gereja GKS Mata, iring-iringan jemaat dari Klasis Nyuralelemala yang menuntun seekor sapi sambal menari mengeluarkan suara-suara khas sebagai bentuk persembahan bagi kegiatan sidang raya perempuan.
Selain hewan, mereka juga membawa beras dan buah-buahan, jemaat menari dengan membawa parang. Kegiatan itu disebut budaya Kokomale. Budaya itu dipersembahan oleh jemaat gereja GKS Mata sebagai bentuk penghormatan dan kesediaan mereka untuk melayani sidang raya tersebut.
Menurut Lodewyk L. Raya, Sekretaris I Panitia Pertemuan Raya Perempuan Gereja (PPrG) mengaku sangat antusias dengan kegiatan yang akan dilakukan.
“Kegiatan ini merupakan bentuk penghormatan dan kesediaan kami sebagai jemaat GKS Mata terhadap kegiatan pra Sidang Perempuan PGI ini. Kalau tadi dilihat ada warga menarik sapi, lalu di belakangnya warga ada yang membawa parang sambil teriak-teriak, bukan untuk perang tapi bentuk sambutan adat bagi para tamu,” katanya.
Kedua kegiatan itu adalah kegiatan khusus dalam rangka memeriahkan Sidang Perempuan PGI yang berlangsung di GKS Mata, Waikabula, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kegiatan itu sendiri akan berlangsung mulai 2-5 November 2019.
Pewarta : tim media PGI