Bahas Perdamaian: Sekjen WCC Bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas

Mahmoud Abbas saat menerima Rev. Dr Olav Fykse Tveit

PALESTINA,PGI.OR.ID-Akhir Februari lalu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas secara resmi menerima Sekretaris Jenderal Dewan Gereja Dunia (WCC) Rev. Dr Olav Fykse Tveit untuk membahas perdamaian di Palestina dan Israel.

Mahmoud menyatakan kepada Sekjen WCC pentingnya kegiatan WCC di Tanah Suci mendampingi Kristen dan gereja-gereja lokal. Dia menyerukan kepada gereja-gereja lokal dan asing untuk memperhatikan pesan umat Kristen Palestina, dan mendorong semua tindakan tanpa kekerasan untuk membawa perdamaian dan keadilan di Palestina. “Peran kami adalah untuk memberikan kesaksian Kristen kepada dunia, dan bekerja untuk keadilan dan perdamaian,” kata Tveit saat dia menjelaskan inisiatif perdamaian dan rekonsiliasi WCC di Timur Tengah dan sekitarnya.

Tveit menegaskan: “Kami percaya perdamaian dapat dicapai hanya bersama-sama dengan yang lain. Kami sebagai persekutuan gereja-gereja, hanyamendukung proses damai. “Dia menambahkan: “Kami percaya dan melihat bahwa gereja-gereja lokal dapat dan memainkan peran dalam mempromosikan perdamaian dan keadilan di kedua sisi konflik. Hal ini penting untuk memperkuat gereja dan kehadiran Kristen di daerah, sehingga bisa menjadi saksi yang kuat perdamaian.”

“Tidak ada orang yang harus ditolak hak-hak mereka dan, tentu, tidak ada orang harus ditolak hak-hak mereka selama beberapa generasi. Konflik yang belum terselesaikan di Israel dan Palestina terutama tentang keadilan. Sampai persyaratan keadilan belum terpenuhi, perdamaian tidak dapat dibangun,” tambahnya.

Tveit mengatakan pada pertemuan,Israel sejak tahun 1948 telah diakui oleh PBB sebagai sebuah negara, dan WCC sejak itu telah melakukan hal yang sama, terus menegakkan keputusan untuk mengenali dua negara. Majelis WCC Umum pada tahun 1948 telah menyatakan bahwa anti-Semitisme adalah dosa terhadap Allah. WCC telah mendukung resolusi PBB yang menyatakan bahwa harus ada sebuah negara Israel dan Palestina dan keduanya harus independen dan sah.

Tveit menyimpulkan: “Kita harus bersikeras dan berkewajiban untuk menjamin hak asasi manusia dan kebutuhan untuk perdamaian dan kondisi hidup yang layak bagi semua. Ini adalah nilai moral keadilan dan perdamaian yang kita semua harus berkomitmen untuk. Kedua belah pihak akan diberkati oleh solusi yang langgeng, dan itu akan menjadi kontribusi penting bagi perdamaian dunia.”

Melalui Pendampingan Program Ekumenis di Palestina dan Israel (EAPPI), WCC sejak 2002 terus memberikan menekankan perlunya rasa aman damai untuk anak-anak di jalan ketika hendak ke sekolah setiap hari. Hasil evaluasi luas dari EAPPI selama 2016 akan memperkuat program perdamaian di tahun 2017 ini.Menurut Tveit,rencana WCC untuk 2017, termasuk konsultasi khusus pada strategi advokasi untuk perdamaian di Israel dan Palestina pada bulan Maret di Jenewa, inisiatif Doa untuk perdamaian pada bulan Juni dan Minggu Dunia Damai di Palestina dan Israel pada 17-24 September 2017. (Jonathan Simatupang)