Badan Pengurus Nasional PERUATI Periode 2015-2019

Pengurus PERUATI Periode 2015-2019

TONDANO,PGI.OR.ID-Kongres Nasional IV Persekutuan Perempuan Berpendidikan Teologi (PERUATI) yang berlangsung pada 25-30 Agustus 2015 di Tondano, Minahasa, telah menetapkan Badan Pengurus Nasional PERUATI Periode 2015-2019.

Menteri Pemberdayaan Perempuan Yohana Susana Yembise, saat membuka Kongres PERUATI IV
Menteri Pemberdayaan Perempuan Yohana Susana Yembise, saat membuka Kongres PERUATI IV

Adapun susunan Badan Pengurus Nasional PERUATI Periode 2015-2019 yaitu Pdt. Ruth Ketsia Wangkai, MTh (Ketua), Pdt. Astina Iwamony, M.Si (Wakil Ketua), Pdt. Ratnawaty Lesawengen, S. Si. Theol (Sekretaris), Pdt. Darwita Purba, M.Si (Wakil Sekretaris), dan Pdt. Elly Dominggas Pitoy – deBell,S.Th (Bendahara)

Sementara Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terdiri dari Pdt. Lidya Tandirerung, M.Th, Pdt. Rosmalia Barus, S.Th, dan Pdt. Karmila Jusup, S.Th. Sedangkan Penasehat, Pdt. Dr. Sientje Merentek, Pdt. Indriani Bone, M.Th, dan Pdt. Ester Mariani Ga, M.Si.

Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang Ketua Umum PGI sebagai Keynote speaker di Kongres PERUATI IV
Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang Ketua Umum PGI sebagai Keynote speaker di Kongres PERUATI IV

Sekilas PERUATI
PERUATI adalah sebuah organisasi, yang lahir dari rahim gereja-gereja dan sekolah-sekolah teologi di Indonesia, dibidani oleh PGI Biro Wanita dan PERSETIA. Walapun demikian, ia tidak terikat secara struktural. Keterhubungannya lebih dikembangkan kepada kemitraan dan program kerjasama. Sebagai organisasi yang independen, PERUATI bersifat ekumenis dan terbuka bagi perempuan-perempuan berpendidikan teologi dari mana saja, yang mau menjadi anggotanya, yakni, baik dari alumni sekolah-sekolah teologi anggota-anggota PERSETIA maupun dari alumni lembaga-lembaga pendidikan teologi lain, asalkan menyetujui AD/ART PERUATI (AD/ART Pasal 6). Karena itu pula, keanggotaannya adalah perorangan (bukan berdasarkan asal gereja, denominasi atau pun etnis dan ras) dan terdaftar.

Peserta Kongres PERUATI IV
Peserta Kongres PERUATI IV

PERUATI lahir pada 26 Mei 1995 di ”Bukit Ispirasi” Tomohon, Sulut, atas kesepakatan seluruh peserta ”Konsultasi dan Lokakarya Nasional Wanita Berpendidikan Teologi.” Mereka terdiri dari perempuan-perempuan dan juga laki-laki, utusan-utusan dari gereja-gereja dan sekolah-sekolah teologi se-Indonesia, bahkan dari DGD pun hadir. Namun, sebetulnya, bila dirunut embrio PERUATI sudah mulai hidup jauh sebelumnya dalam rahim gereja-gereja dan sekolah-sekolah teologi, yang mulai sadar, peduli dan terpanggil untuk bersama-sama memperjuangkan kesetaraan dan keadilan gender, pun pada ranah pengambilan kebijakan/keputusan – agar perempuan-perempuan berpendidikan teologi dapat memperluas perannya dan ikut serta memberikan kontribusi pemikiran teologinya bagi gereja dan juga bagi masyarakat.

Pada lingkup nasional, PERUATI memiliki Badan Pengurus Pusat (BPP), yang dipilih dalam Kongres Nasional (Konas) untuk masa bakti empat tahun. Sementara pada lingkup daerah, PERUATI memiliki Badan Pengurus Daerah (BPD), yang dipilih dalam Konferensi Daerah (Konferda) untuk masa bakti empat tahun. Hingga kini PERUATI sudah memiliki 23 BPD, yang tersebar di seluru Indonesia, terbanyak berada di Indonesia bagian Timur. Jika ada BPD yang memiliki wilayah cakupan yang luas hingga ke pulau-pulau, dimungkinkan untuk membentuk Badan Pengurus Cabang (BPC), yang dipilih dalam Rapat Umum Anggota Cabang dan dihadiri oleh BPD.

Kini, PERUATI dalam perjalanannya mulai tampil sebagai sebuah gerakan (spirit), memperluas kiprah dan perjuangannya sampai kepada pembelaan hak-hak kemanusiaan kaum tertindas dan termarjinalkan serta hak alam untuk hidup dan lestari.

Dalam kaitan dengan perjuangan inilah PERUATI memperkuat jejaring dan kemitraan dengan lembaga-lembaga lain, dalam dan luar negeri, baik yang sudah dibangun sebelumnya seperti dengan PGI, PERSETIA, gereja-gereja lokal, sekolah-sekolah teologi di daerah-daerah, KOMNAS Perempuan, pemerintah dan Mission-21 (berbasis di Bassel, Swis) maupun yang baru dibangun seperti dengan Gereja Protestan Indonesia (GPI), Asian Women’s Resource Centre for Culture and Theology(AWRC) dan Korean Association of Women Theologians (KAWT) serta yang akan dibangun dengan organisasi-organisasi dan LSM-LSM lain yang peduli pada lingkungan hidup dan hubungan antar agama/lintas iman.

 

Editor:Jeirry Sumampow