JAKARTA, PGI.OR.ID – Yayasan Forum Adil Sejahtera (YFAS) lahir dari sebuah keadaan dan kebutuhan. Keadaan negara yang menggunakan pendekatan keamanan dalam menjalankan kekuasaan dan pembangunan ekonomi sebagai panglima, telah menggusur kepentingan kaum marginal yang tidak pernah dianggap dan dihitung sebagai sebuah kepentingan.
Aldentua Siringoringo, Ketua Yayasan Forum Adil Sejahtera (FAS) menyampaikan hal tersebut saat perayaan HUT ke 25 FAS dan 100 Edisi Suara Pinggiran, Kamis (27/8) di Hotel Grand Menteng, Jakarta Pusat.
Aldentua menambahkan: “Pengutamaan investasi dan modal luar negeri telah mengorbankan hak rakyat seperti buruh, petani, pedagangan asongan dan masyarakat kecil lainnya. Masyarakat marginal membutuhkan pendampingan dan sahabat untuk memperjuangkan haknya yang telah diambil dan dieksploitasi oleh kekuasaan negara. Ketika itulah FAS hadir sebagai pendamping dan sahabat yang menghadapkan kepada penguasa otoriter dengan pendekatan keamanan.”
Tantangan bagi penyelenggara FAS dengan kondisi berhadapan dengan penguasa yang otoriter dan proses pembodohan yang berlangsung terus menerus, lanjutnya, melahirkan para pejuang yang berkomitmen dan konsisten mendampingi dan membela kaum marginal dengan segala resikonya. Para pengacara yang mengambil posisi membela rakyat marginal juga menimbulkan resiko yang tidak kecil. Dan ujian telah dilalui sampai di sini. Tentu dengan segala kelemahan dan kelebihannya.
Sebab itu, diperlukan kajian dan reposisi pada usia 25 tahun, dalam rangka menempatkan diri dalam proses pendampingan dan perjuangan hak-hak rakyat ke depan.
FAS adalah sebuah lembaga yang concern memperjuangkan hak kaum buruh dan petani. FAS didirikan oleh Muchtar Pakpahan, Sukowaluyo (Alm), Sabam Sirait, Atien Sudarmo, Pdt. Arti Sembiring, H.J. Poeroe, dan Aldentua Siringoringo.