Aku dan Seisi Rumahku Beribadah Kepada Tuhan

PGI — Jakarta. Yosua, pemimpin bangsa Israel, di hadapan umat Tuhan sebagai ucapan perpisahannya kepada bangsa Israel menyampaikan penegasan: “Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” (Yosua 24:15). Kalimat terakhir inilah bentuk ketegasan Yosua bahwa ia dan seisi rumahnya bertekad tetap setia beribadah kepada Tuhan.

Perkataan Yosua tersebut: “Aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” diangkat panitia penahbisan GRHA Oikoumene PGI menjadi tema yang menginspirasikan gereja-gereja anggota PGI untuk tegas dan berkomitmen dalam menentukan pilihan yang tepat, yaitu setia beribadah kepada Tuhan. Tema inilah yang dikhotbahkan Pdt. Dahlia Vera Aruan dari GKI Pondok Indah, Jakarta, pada acara Kebaktian Penahbisan GRHA Oikoumene PGI, Rabu (15/10/2014), Jalan Salemba Raya No. 10, Jakarta Pusat.

Hidup adalah pilihan, demikian kata pepatah kuno. Tuhan menciptakan manusia dengan memberikan kehendak bebas kepada manusia. Manusia bebas menentukan pilihannya. Tuhan tidak menjadikan manusia seperti boneka kayu atau wayang yang dimainkan sang dalang. Manusia bukan juga robot yang dikendalikan remote control atau sistem komputer. Manusia adalah citra Allah yang berperan serupa dengan Allah (mencipta, memelihara, menguasai, dan mengendalikan), tetapi tidak sehakikat dengan Allah.

Kembali kepada Yosua, Yosua melontarkan suatu pilihan kepada bangsa Israel apakah mereka memilih beribadah kepada TUHAN atau kepada allah lain. Yosua tidak memaksakan saudara sebangsanya harus memilih beribadah kepada TUHAN, tetapi Yosua mengingatkan bangsanya untuk menentukan pilihannya yang tepat. Pilihan mereka seharusnya berpusat kepada Allah yang telah mengeluarkan mereka dari perbudakan di Mesir dan memberikan mereka Tanah Kanaan.

Yosua, sebagai pemimpin umat Israel, memutuskan pilihannya bahwa ia dan seisi rumahnya beribadah kepada TUHAN. Inilah keteladanan yang ditunjukkan Yosua.

Dalam paparan khotbahnya, Pdt. Dahlia mengatakan: “Apakah semudah tu membuat pilihan? Pilihan itu mengandung konsekuensi. Pilihan beribadah kepada TUHAN bukan semata-mata kerajinan kita melakukan ibadah, tetapi ketertundukan kita kepada TUHAN. Itulah ibadah yang benar dan sejati (bdk. Roma 12:1).”

“Gedung baru PGI yang kita tahbiskan hari ini menjadi berkat yang berpusat kepada Allah. Inilah pilihan yang diambil gereja-gereja anggota PGI. Ibadah yang kita rancang dalam hidup ini adalah ibadah yang memuliakan TUHAN. PGI harus terus-menerus menyuarakan kebenaran dan keadilan, meskipun dibungkam. Jalan itu tidak mudah, tetapi ketika pilihan itu dibuat, maka tangan Tuhan akan bekerja,” demikian Pdt. Dahlia mengakhiri khotbahnya.

Penulis: Boy Tonggor Siahaan (Biro LitKom PGI)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*