Akibat Gempa, Jemaat GTM Mengungsi

Jemaat GTM yang mengungsi ke Sumarorong berada di tenda-tenda.

MAMASA,PGI.OR.ID-Diperkirakan sekitar 4000 jemaat Gereja Toraja Mamasa (GTM) yang berada di Mamasa, Sulawesi Barat, mengungsi ke Sumarorong akibat gempa yang terjadi di daerah itu pada Selasa (6/11). Mereka ada yang tinggal di tenda-tenda, namun kebanyakan bersama keluarga yang ada di Sumarorong.

Informasi tersebut disampaikan oleh Sekretaris Umum GTM Pdt. Jusuf Artha, M.Th melalui telepon kepada Humas PGI Irma Riana Simanjuntak. Hingga tadi malam gempa masih terasa, dan BMKG telah memberikan hibauan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

Relawan GTM siap melayani pengungsi

“Hari ini Bupati dan Kapolres akan ke Sumarorong meminta warga untuk kembali ke rumah masing masing. Namun saya rasa sulit karena masih trauma dengan Palu. Rasa solidaritas antar keluarga dan warga masih kuat dalam menolong warga yang mengungsi. Namun tetap dibutuhkan bantuan beras dan air mineral. Saat ini di tenda ada 40 orang relawan GTM yang tadinya bekerja untuk Palu,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG RAHMAT TRIYONO, S.T., Dipl. Seis, M.Sc, menginformasikan bahwa gempa yang terjadi di Mamasa berkekuatan Magnitudo 5,2. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,93 LS dan 119,42 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 km arah timur Kota Mamasa, Kabupaten Mamasa, Propinsi Sulawesi Barat pada kedalaman 10 km.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah Kabupaten Mamasa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar geser (strike-slip fault). Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit gempabumi ini adalah Sesar Saddang.

Guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Mamasa dalam skala intensitas IV MMI, dan di daerah Mamuju, Toraja, Polewali, dan Majene III-IV MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami

Hingga pukul 02.13 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya tiga aktivitas gempabumi susulan (aftershock).  Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

 

Pewarta: Pdt. Jusuf Artha

Editor: Markus Saragih

COPYRIGHT © PGI 2018

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*