Agama, Negara dan Media dalam Dialog: Perspektif Indonesia dan Belanda

Ketua Umum PGI Henriette Lebang bersama Fr Augustinus Ulahyanan dr KWI dan Moderator Symposium Dr Jan Passchier dr Vrije Universitas di Amsterdam.

DEN HAAG, PGI.OR.ID – Dialog ini diadakan dalam bentuk Simposium dengan tema: “Interfaith and Inter-Media Dialogue: Fostering Dialogue and Understanding through Education and Media” di den Haag, 25 September 2015. Simposium disponsori oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Belanda dalam kerjasama dengan Konsorsium Belanda–Indonesia untuk Hubungan Islam-Kristen.

Beberapa pokok yang menjadi sorotan dalam simposium ini, dirumuskan dalam beberapa pertanyaan seperti bagaimana peran media dalam meminimalisasi ketegangan sosial antara komunitas lintas iman? Apakah media ikut memfasilitasi bertumbuhnya komunikasi dan dialog lintas iman yang positif? Bagaimana komunitas lintas iman menjadikan media sebagai mitra? Bagaimana negara dan aparatnya menstimulasi program-program pendidikan dan media yang memfasilitasi dialog antara kelompok agama dan etnik yang berbeda, tanpa memihak kepada salah satu kelompok?

Ketua Umum PGI bersama Ibu Esti Andayani, Duta Besar untuk Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu RI, di Amsterdam.
Ketua Umum PGI bersama Ibu Esti Andayani, Duta Besar untuk Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu RI, di Amsterdam.

Selain beberapa pejabat Kementerian Luar Negeri RI, simposium dihadiri Kementerian Agama RI, rombongan dari Indonesia yang terdiri dari pemimpin lintas iman dan media, maupun anggota konsorsium dari Indonesia dan Belanda, serta para undangan yang mempunyai perhatian terhadap hubungan Islam–Kristen di Indonesia dan di Belanda.

Moderator Simposium, Dr. Jan Passchier dari VU Amsterdam mengundang beberapa pembicara untuk menyampaikan pengantarnya, yakni IbnuWahyutomo, Wakil Dubes RI di Belanda; EstiAndayani, Duta Besar untuk Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu RI, dan Mr. Peter Potman, Kementerian Luar Negeri Belanda Urusan Asia Pasifik. Kemudian disusul dengan presentasi 5 menit dari beberapa nara-sumber, seperti Dr. Bahrul Hayat dari Kementerian Pendidikan RI, Ms. Manuela Kalsky dari Internet Network Nieuw Wij, Imam Wahyudi dari Jakarta Post, Pastor Augustinus Ulahyanan dari Konperensi Waligereja Indonesia (KWI), dan Dr. Miranda Klaver dari VU Amsterdam.

Beberapa peserta diminta memberi tanggapan dua menit, antara lain Pdt. Dr. Henriette Hutabarat Lebang (KetuaUmum PGI), Ms. Wening Fikriyati (DIAN/Interfide), Ahmad Junaidi (Jakarta Post/SEJUK), Mr. Purwanto (Sindo News), Dr. Robert Setio (KonsorsiumHubungan Islam-Kristen), dan Dr. Ruard Ganzevoort (VU Amsterdam).

Dalam intervensinya, Pdt H. Lebang mengangkat beberapa pokok, antara lain pertama, tanggungjawab pemerintah dalam implementasi kebebasan beragama dan kebebasan warga negara menjalankan ibadahnya sesuai dengan UUD 45. Kedua, perlunya etik media, kebebasan pers yang bertanggungjawab untuk membangun masyarakat pluralistik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Ketiga, perlunya mengatasi “religious illiteracy” yang acap memicu radikalisme dan politisisasi agama.

Keempat, menekankan upaya tumbuh bersama dalam masyarakat majemuk Indonesia, agar masyarakat mampu mengatasi berbagai tanggapan negatif dan stigmatisasi terhadap agama maupun kelompok etnis yang lain. (Pdt. Dr. Henriette Hutabarat Lebang)

Editor: Markus Saragih