JAKARTA,PGI.OR.ID-Agama hendaknya jangan digunakan untuk menjadi alat pemecah belah kesatuan bangsa. Agama agar menjadi alat yang mempromosikan kebaikan, bukan untuk dipertentangkan dan saling menjelekkan. Pimpinan dan tokoh agama bersama forum lintas agama harus mengingatkan para calon eksekutif di berbagai tingkatan, termasuk juga media, agar tetap menjaga kesatuan bangsa dan kerukunan antar agama.
Demikian benang merah dari pertemuan antara Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin bersama para pimpinan agama di Kantor Kementrian Agama Jalan MH Thamrin Nomor 6 Jakarta, Jumat (14/10), Jakarta. Pertemuan yang dipimpin oleh Lukman Hakim ini diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan Pilkada serentak di Indonesia.
Lukman menegaskan, Pilkada serentak di Indonesia merupakan salah satu ujian berdemokrasi bagi bangsa ini. Pilkada juga merupakan ujian bagi integrasi kita. Sebab itu, nilai-nilai agama hendaknya tidak mengusik dan mengoyak persaudaraan kita sesama anak bangsa.
Pada kesempatan itu, Ketua Umum PGI Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang menegaskan, pimpinan agama sebaiknya mendorong umat untuk menggunakan hak pilihnya secara bertanggungjawab, memilih pemimpin yang memiliki integritas dan komitmen untuk membangun segenap masyarakat, apapun latar belakangnya, baik sosial, suku, agama, dan sebagainya.
“Mari kita mengajak umat untuk bersama-sama dengan semua anak bangsa mendukung bertumbuhnya proses demokrasi yang sehat sehingga bangsa Indonesia semakin matang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Juga kita perlu mendorong semua pihak untuk menggunakan media secara etis, bagi kesatuan dan keutuhan bangsa,” katanya.
Pimpinan agama, lanjut Pdt. Henriette, mempunyai peranan strategis untuk mengajak umat menghayati ajaran agamanya masing-masing yang menjadi kekuatan moral dan spiritual dalam mengupayakan kesejahteraan segenap masyarakat.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ma’ruf Amin melihat ada yang membingkai dan menjaga kerukunan umat beragama kita yaitu Pancasila, UU, PBM, Kementrian Agama, FKUB, dan majelis agama-agama. “Namun yang kita kuatirkan adalah adanya satu, dua orang atau kelompok yang menyulut terjadinya masalah dan konflik. Bila ada seperti itu, kita harus merelakan untuk menyerahkannya supaya diproses agar tidak terjadi konflik antar agama,” tandasnya.
Sedangkan Romo Magnis Suseno menekankan penting kebersamaan untuk membuat Pilkada yang akan datang berjalan baik. “Indonesia memiliki modal sosial yang samgat baik. Bila ada gangguan-gangguan kecil kita juga harus melihatnya secara proporsional dan bijak,” ujar Magnis.
Ketua Umum Majlis Tinggi Agama Khonhucu Indonesia (Matakin) Uung Sendana, menekankan bahwa yang perlu diingat tujuan pilkada ini untuk mensejahterakan rakyat dan memberi pendidikan, jadi jangan hal lain yang ditonjolkan. Yang paling penting adalah negara atau Tanah Air harus dijaga.