JAKARTA, PGI.OR.ID – Sekitar 100 orang jemaat dari dua gereja yang sah di Bogor dan Bekasi, GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia, kembali menggelar peribadatan di seberang Istana Merdeka Jakarta.
“Ini ibadah kami, 47 hari menjelang Natal 2015. Sudah 103 kali kami ibadah di seberang Istana ini tapi diskriminasi jalan terus,” kata Bona Sigalingging, Juru Bicara GKI Yasmin.
Ibadah kali ini dipimpin oleh Pendeta Henrek Lokra, dari Gereja Protestan Maluku, yang juga Sekretaris Eksekutif Bidang Keadilan dan Perdamaian PGI. Dalam khotbahnya, Lokra kembali mengingatkan bahwa esensi doa dan perjuangan bersama lintas iman, yang dilakukan GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia, adalah untuk melawan diskriminasi yang terjadi pada semua.
“Saya baru menghadiri acara Global Christian Forum, di Albania, pada 1-4 Nopember lalu. Pendeta-pendeta yang hadir disana sepakat bahwa orang Kristen harus melawan ketidakadilan, diskriminasi, bukan hanya yang terjadi pada orang Kristen, tetapi pada siapapun juga, apapun agama dan kepercayaannya. Begitu juga dengan apa yang kita lakukan disini, 103 kali beribadah diseberang Istana Merdeka Jakarta ini,” kata Lokra.
Beberapa pendeta lain tampak juga mendampingi jemaat dari kedua gereja, diantaranya Pendeta Edwin Lubis dari Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Filadelfia Bekasi, Pendeta Juliar Chandra dari Gereja Kristen Anugrah, Pendeta Rospita dari Gereja Kristen Setia Indonesia, Pendeta Roy Simanjuntak dari Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) serta Pendeta Samuel Adi dari Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sinode Wilayah Jawa Tengah.
Wakil Direktur Human Rights Watch (HRW) Asia, Philem Kine, serta Peneliti HRW di Indonesia, Andreas Harsono, juga hadir bersolidaritas bersama jemaat kedua gereja. “Pemerintah Indonesia perlu mengambil langkah konkret menghentikan rangkaian penutupan rumah ibadah, entah gereja, mesjid, dan lainnya, di Indonesia. Peraturan Bersama Menteri soal Rumah Ibadah telah menjadi akar masalah diskriminasi,” kata Andreas Harsono yang menyampaikan sambutannya usai peribadatan.
“Empat puluh tujuh hari lagi kami akan ibadah Natal. Kami mohon negara segera tegakkan hukum dan Konstitusi dan membuka gereja GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia agar kami bisa ibadah di gereja kami sendiri yang sah. Jangan teruskan diskriminasi ini,” kata Pendeta Edwin Lubis, HKBP Filadelfia.
Editor: Jeirry Sumampow