Jelang Konsultasi Nasional POUK 2015 di Makassar

JAKARTA, PGI.OR.ID – Bidang Keesaan dan Pembaruan Gereja (KPG) PGI bekerjasama dengan PGI Wilayah Sulawesi Selatan Barat dan Tenggara (Sulselbara) pada 13-15 Oktober 2015 nanti, akan menggelar Konsultasi Nasional Persekutuan Oikoumene Umat Kristen (KONAS POUK) 2015 di Makassar.

Kegiatan yang bakal diikuti utusan dari POUK, PGIW/SAG yang membina POUK, PGI, dan
Lembaga-lembaga terkait ini, mengangkat tema yang mengacu pada hasil SR PGI ke VI di Nias: “Tuhan Mengangkat Kita dari Samudera Raya” (Bdk. Mzm.71:20b) dan Sub Tema: “Dalam Solidaritas dengan Sesama Anak Bangsa, Kita Tetap Mengamalkan Nilai-nilai Pancasila Guna Menanggulangi Kemiskinan, Ketidakadilan, Radikalisme dan Kerusakan Lingkungan.”

Dijelaskan Pendeta Sri Yuliana, Sekretaris Eksekutif Bidang Keesaan dan Pembaruan Gereja PGI, latarbelakang pemikiran dari kegiatan KONAS POUK 2015 yaitu dokumen Pokok-pokok Tugas Panggilan Bersama (PTPB), sebagai hasil Keputusan Sidang Raya PGI XVI/2014 di Nias, meletakkan Spiritualitas Keugaharian dalam rangka panggilan mewujudkan keadilan sosial dan kemandirian gereja dan masyarakat – salah satu dari enam agenda pokok gerakan ekumene di Indonesia tahun 2014-2019: “Dewasa ini makin disadari bahwa tatanan ekonomi global dijiwai oleh etos dan struktur kerakusan yang menciptakan serangkaian krisis kemanusiaan, termasuk di dalamnya kerusakan ekologis.”

Kekayaan sumber daya alam hanya dikuasai dan dinikmati oleh sebagian kecil kalangan, sementara orang-orang miskin dan lemah makin banyak dan tersingkirkan dari laju pertumbuhan ekonomi. Gejala itu juga tampak nyata dari proses pembangunan yang berlangsung di Indonesia. Oleh karenanya gereja-gereja ditantang untuk mengembangkan spiritualitas keugaharian yang memupuk etos hidup berkecukupan (bdk. Amsal 30:8) guna melawan arus konsumerisme dan etos hidup keserakahan, serta gaya dan pola hidup yang ramah lingkungan untuk memperjuangkan agar seluruh alam ciptaan dapat menjadi rumah (oikos) bagi seluruh makhluk.”

“Ada tiga unsur dalam spiritualitas keugaharian yang perlu mendapat perhatian bersama, yaitu pengendalian diri dan kemampuan mengatakan cukup, semangat berbagi, dan kesediaan menentangi segala sistem, struktur dan kebijakan yang menghalangi setiap orang dan semua orang mengupayakan kecukupan bagi dirinya,” tandasnya.

Pendeta Sri Yuliana dan Pendeta Cherly Naray, Sekretaris Eksekutif dan Assiten Bidang Keesaan dan Pembaruan Gereja PGI
Pendeta Sri Yuliana dan Pendeta Cherly Naray, Sekretaris Eksekutif dan Assiten Bidang Keesaan dan Pembaruan Gereja (KPG-PGI)

POUK, lanjut Sri, merupakan salah satu bagian dalam tubuh PGI yang memiliki peranan penting dalam mewujudkan perdamaian, keadilan dan keutuhan ciptaan melalui gerakan oikoumenis dan spiritualitas keugaharian. Melalui gerakan oikomenis dan spiritualitas berbagi itu, POUK-POUK di Indonesia yang berada di wilayah pelayanan PGIW/SAG menggali dan menemukan aset-aset (sumber-sumber daya) yang mereka miliki dan layak untuk dibagikan kepada semua sehingga berkat Tuhan cukup untuk semua.

Melalui kegiatan ini diharapkan POUK semakin berdaya guna bagi pengembangan kehadiran persekutuan gerejawi di kawasan pemukiman, khususnya dalam rangka usaha membarui, membangun dan mempersatukan gereja di Indonesia.

KONAS POUK 2015 akan diisi berbagai kegiatan, diantaranya diskusi dan sharing mengenai berbagai isu-isu terkini seperti UU Desa Tahun 2014, UU No.17 Tahun 2013, RUU PUB, perkembangan POUK dan PGI Wilayah,serta evaluasi ketetapan bersama Gereja-gereja tentang Persekutuan Oikoumene.

 

Editor: Jeirry Sumampow