PGI.OR.ID – Bhinneka Tunggal Ika tidak sekadar menjadi semboyan bangsa Indonesia. Ia juga bisa menjadi tali perekat keanekaragaman, apa jadinya bila tali ini terkoyak? Maka akan terjadi kerenggangan hubungan sosial dan dampak ikutan lainnya.
Adakah pemikiran, sikap dan perilaku yang baik yang dapat mengawal Bhinneka Tunggal Ika agar tetap memfasilitasi seluruh keanekaragaman di bumi Indonesia?
Ikhtiar untuk membumikan nilai-nilai luhur Bhinneka Tunggal Ika, dan tidak dipahami sebatas slogan semata, dibutuhkan karya-karya nyata yang menjadikan kesadaran ber-Bhinneka Tunggal Ika mewujud dalam praktik hidup keseharian yang alami dan bermanfaat.
Festival Film Pelajar Sumatera Utara dipandang sangat penting bagi pelajar mengingatkan akan kondisi masyarakat Sumatera Utara multikultur. Di dalamnya terdapat beragam suku, bahasa, ras dan agama serta keyakinan yang berbeda-beda, sehingga tidak salah jika Sumatera Utara disebut merupakan salah satu miniatur Indonesia.
Kegiatan Festival Film Pelajar Sumatera Utara adalah tahap lanjutan dari lembaga Rumah Karya Indonesia dan Pelayanan Komunikasi Masyarakat Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (Yakoma PGI) setelah melakukan workshop pembuatan film di 8 Kota di Sumatera Utara pada tanggal 17-27 Februari 2015. Telah terkumpul 33 film fiksi, dan karenanya Festival Film Pelajar ini akan memberikan bimbingan “master class” bagi peserta yang terlibat.
Penyelenggaraan Festival Film Pelajar ini juga diharapkan mampu memfasilitasi ruang apresiasi, ekspresi dan silaturahmi komunitas serta karya film pelajar Indonesia yang bertema Bhineka Tunggal Ika, melaluina juga diharapkan membuka ruang kreativitas seluas-luasnya untuk membumikan nilai luhur Bhinneka Tunggal Ika ke dalam bentuk seni film yang estetis dan komunikatif.