Pemuda-Pemudi Muslim Meriahkan Christmas Carol Ambon

Berbagai komunitas lintas agama di Kota Ambon tampil bersama memeriahkan Perayaan “Christmas Carol” yang digagas komunitas M-Tree di ibu kota provinsi Maluku tersebut, dengan menampilkan berbagai seni budaya masing-masing.

Perayaan Natal yang digelar komunitas M-Tree selama dua hari sejak Jumat (19/12) tersebut tampak berbeda dengan perayaan peristiwa Kelahiran Yesus Kristus yang dirayakan umat Kristiani lainnya, karena melibatkan komunitas agama lainnya yang tampil dengan tradisi dan budaya masing-masing.

Sejumlah pemuda-pemudi Muslim misalnya, tampil diatas panggung menggunakan busana Muslim dan menari tarian “Haleluya”, begitu pun komunitas warga Hindu menampilkan tarian Bali diiringi lagu Natal, diiringi tepuk tangan ratusan warga Muslim yang memenuhi ruas jalan Raya Pattimura, yang sengaja ditutup sementara untuk perayaan tersebut.

Panggung berukuran 7×8 meter dengan latar belakang jejeran batangan bambu yang disusun rapat dan disorot cahaya lampu warna-warni, benar-benar menjadi arena unjuk kebolehan seni dan budaya warga Ambon dan Maluku pada umumnya.

Sejumlah penyanyi berdarah Ambon baik generasi tua hingga anak-anak, tampil membawakan di panggung dan bernyanyi lagu Natal maupun Gerejawi untuk menghibur ratusan warga Kota Ambon yang menghadirinya.

Dihadiri Duta Besar

Perayaan Christmas Carol dengan tema “Pujian My Love For Ambon” tersebut sebenarnya lebih mirip ajang sebuah konser musik bertema Natal, karena semua penyanyi solo, vokal grup maupun paduan suara tampil total dan menunjukkan kemampuan mereka berolah vokal.

Sejumlah penyanyi berdarah Maluku diantaranya John Tanamal, Joice Pupela bersama suaminya Ridwan Hayat, Moses Tomasoa serta mantan Ketua Umum Persatuan Artis Pencipta Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI) periode tahun 2007-2011 Dharma Oratmangun, tampil menghibur ratusan warga Kota Ambon.

Bahkan Dharma yang juga menjabat Ketua Umum Karya Cipta Indonesia (KCI) malah bertindak sebagai master of ceremony (MC) untuk memandu perayaan pada Sabtu (20/12) malam tersebut.

Perayaan Christmas Carol yang juga dihadiri putra Maluku Semuel Samson yang dipercaya sebagai Duta Besar Indonesia untuk Republik Serbia tersebut, juga menampilkan sejumlah budaya lokal berupa tari-tarian dari berbagai komunitas, ibu-ibu peniup suling bambu, peniup terompet, pemain musik tradisional Maluku Totobuang dan perkusi.

Acara yang dibuka Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) John Ruhulesin dan diawali tari khas Maluku yakni dansa Ola-Ola dan Katreji dibawakan oleh siswa-siswi SMK Negeri 4 Ambon, benar-benar menjadi ajang perpaduan tradisi budaya serta profesionalisme musikalitas orang Maluku pada umumnya.

Sejumlah paduan suara mahasiswa maupun yang berasal dari komunitas warga Kristiani yang memiliki segudang prestasi menjuarai berbagai lomba lagu gerejawi baik di provinsi Maluku, tingkat nasional maupun internasional, juga “naik panggung” untuk unjuk kualitas olah vokal mereka dan mendapat tepuk tangan meriah ratusan warga.

Penyanyi John Tanamal, malah tampil beda dengan turun dari atas panggung dan mengajak warga menyanyikan bait lagu gerejawi yang dinyanyikannya secara spontan.

Pujian Bagi Ambon

Ketua Panitia Christmas Carol Johny Wattimena mengatakan, perayaan yang untuk ketiga kalinya digelar tersebut merupakan persembahan syukur menyambut Natal dan Tahun Baru 2015, sekaligus menjadi pujian akhir tahun untuk seluruh warga Kota Ambon.

Acara yang didukung Ambonesia Foundation, Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kota Ambon serta sumbangan perorangan komunitas M-Tree tersebut, juga menjadi penjabaran misi komunitas tersebut yakni “we care we share”, guna membangun solidaritas dan kepedulian kepada sesama anak bangsa.

“Christmas Carol yang menampilkan berbagai seni dan budaya orang Maluku ini juga sekaligus untuk memperkuat ikon `Ambon the city of music,`sekaligus untuk menarik perhatian wisatawan dalam dan luar negeri untuk berkunjung di ibu kota provinsi Maluku setiap bulan Desember,” katanya.

Kegiatan yang telah menjadi event tahunan tersebut, tandas Johny akan terus dikembangkan sebagai ruang atau bagian penting pengembangan dan peningkatan kualitas bermusik serta seni budaya orang Maluku di masa mendatang.

Sumber: satuharapan.com

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*