Mahasiswa Teologi Belajar Mengenal dan Mengalami Berbagai Tradisi dan Aliran Gereja

PGI — Jakarta. Gereja Protestan adalah rumpun yang dalam perjalanan sejarahnya paling sering terpecah-belah. Dari rumpun Protestan ini bermunculan berbagai gereja dengan coraknya masing-masing. Dewasa ini sudah ada lebih dari 13 aliran gereja yang muncul dari rumpun Protestan. Jika kita masukkan varian dari aliran-aliran gereja tersebut, maka kita dapat menduga jumlahnya dapat mencapai tiga atau empat kali lipat, bahkan lebih.

Usaha untuk mengurangi tingkat perpecahan gereja membuat aliran baru memang tidaklah mudah. Salah satu yang telah dilakukan selama puluhan tahun oleh gereja-gereja di Indonesia adalah mewujudkan keesaan gereja melalui gerakan oikoumene dalam naungan PGI. Meskipun kita tidak dapat menyangkal bahwa dalam usaha tersebut masih saja ada perpecahan gereja, namun PGI terus-menerus berupaya dan berjuang agar gerakan oikoumene lebih berfokus pada peran dan fungsional keesaan gereja dan tidak lagi berbicara keesaan gereja dalam format struktural atau organisasional. Karena itu, sejak Sidang Raya 1994 di Ambon, perubahan nama Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI) berubah menjadi Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menjadi tonggak sejarah peubahan paradigma gerakan oikoumene gereja-gereja di Indonesia anggota PGI.

Belum lama ini PGI melalui Bidang Koinonia dan mitra gereja-gereja PKN di Belanda telah melakukan kegiatan bersama dalam bentuk studi dan live-in dengan gereja-gereja Injili, Pentakosta, dan Karismatik untuk belajar dan berdialog satu sama lain. Namun apa yang diupayakan tersebut masih sebatas arah pimpinan gereja dan kaum muda.

Secara bertahap untuk maju dan meningkat, PGI bekerjasama dengan Perhimpunan Sekolah-sekolah Teologia di Indonesia (Persetia) mengadakan kuliah bersama mahasiswa teologi untuk belajar dan mengalami berbagai tradisi dan aliran gereja.

Tujuan kuliah bersama ini mengenal dan mengalami lebih dalam konsep dan pola teologi yang dikembangkan oleh tradisi dan aliran gereja pembina/pendukung lembaga pendidikan tinggi teologi masing-masing. Dalam rangka itu, para mahasiswa tersebut dapat merintis dan membangun persahabatan melalui hubungan kemitraan yang konseptual secara efisien dan efektif. Para mahasiswa juga memperoleh pengalaman praksis tentang implementasi pengetahuan akademis terhadap konsep dan ajaran praktis pelayanan di gereja lokal masing-masing.

Perkuliah selama hampir 1 minggu ini dilaksanakan di Institut Injil Indonesia, Batu, Malang, Jawa Timur pada 23-26 September 2014. Pokok-pokok perkuliahan antara: Sejarah radisi dan Pemahaman tentang Perbedaan yang muncul, Gerakan Ekumene, Pekabaran Injil/Misi, Eksorsisme dan Glosolalia, Roh Kudus, Baptisan, Alkitab dan Teologi. Sebagai pengampu dalam perkuliahan ini, yaitu: Pdt. Dr. Zakaria Ngelow, Pdt. Robert Setio, Ph.D, Pdt. Dr. Ferry Mamahit, Pdt. Amos Winarto, Ph.D, Pdt. Dr. Moris P. Takaliuang, Pdt. Dr. Bambang Wijaya.

Penulis: Boy Tonggor Siahaan

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*