TORAJA,PGI.OR.ID-Siapa sangka akan terjadi banjir bandang yang menerjang daerah Masamba dan sekitarnya, di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan pada Senin, (13/7) malam. Peristiwa banjir ini disebabkan meluapnya sungai Masamba yang membuat akses jalan tertutup lumpur dengan ketinggian beragam, juga sampah yang berserakan di sudut-sudut kota.
Prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Makassar Nur Asia Utami mengatakan, banjir bandang tersebut diakibatkan hujan lebat yang dipengaruhi suhu muka laut di Teluk Bone.
Menyikapi bencana tersebut, Ketua Crisis Center Gereja Toraja (CCGT) Pdt. Alfred Anggui mengungkapkan, untuk kebutuhan mendesak pihaknya telah mengulurkan bantuan berupa makanan, pakaian layak pakai, sanitasi, penerangan, dan pembangunan tenda. Sedangkan untuk tahap kedua, sekarang ini sedang mengusahakan lokasi untuk membangun hunian sementara bagi mereka khususnya yang rumahnya tidak dapat lagi ditempati.
Berdasarkan informasi, hingga 17/7/2020 jumlah pengungsi lebih 15.000 dan korban meninggal 20 orang lebih. Bahkan pada 16/7/2020, rombongan CCGT menghadiri ibadah penghiburan sekaligus ibadah pemakaman Fadli (umur 16 tahun) yang mayatnya baru diketemukan setelah tiga hari tiga malam terbawah arus, yang merupakan anggota Gereja Toraja jemaat Randda yang ke lima, dan masih ada 4 lagi warga jemaat yang belum ditemukan, apakah pergi megungsi ke tempat lain ataukah sudah terbawah arus dan mayatnya belum ditemukan.
Sementara itu, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani (IDP) mengatakan, pihaknya telah menyiapkan lahan untuk pembangunan rumah hunian sementara menyusul banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara. “Hunian sementara ini juga tipe 36, jadi ada dua kamar. Nanti ada Mandi Cuci Kakus (MCK) portable. Lokasinya kami sudah siapkan di Desa Radda. Kebetulan milik pejabat kepala desa,” jelasnya, seperti dalam keterangan tertulisnya.
Hal tersebut dikatakan Bupati IDP saat rapat koordinasi bersama Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Panglima Komando Distrik Militer Hasanuddin, Kepala Kepolisian Daerah Sulsel, dan Kejaksaan Tinggi Sulsel di Ruang Bupati Luwu Utara, Kamis (16/7/2020). Adapun terkait jumlahnya rumah sementara, Indah mengatakan, masih terus dilakukan pendataan. Namun yang paling utama menempati rumah sementara tersebut adalah mereka yang mengungsi di tenda-tenda.
Pewarta: Aleksander Mangoting