JAKARTA,PGI.OR.ID-Kepala Pusat Pembinaan Mental Tentara Nasional Indonesia (Pusbintal TNI) Mayjen. Dery Triesananto Suhendi, S.E, beserta jajarannya, menemui MPH-PGI di Grha Oikoumene, Jakarta, Senin (7/10). Selain silaturahim, kunjungan tersebut dalam rangka sharing kemungkinan kerjasama kelembagaan antara Pusbintal TNI dengan PGI, dalam hal pembinaan mental spiritual bagi anggota TNI, dan warga gereja di lingkungan TNI.
Mengawali percakapan, Kapusbintal TNI mengungkapkan, pentingnya komunikasi dengan lembaga-lembaga keagamaan, seperti PGI. Hal inipun disambut positif oleh MPH-PGI.
Dalam percakapan yang penuh kekeluargaan itu, disepakati bahwa ke depan perlu ditindaklanjuti pembuatan pedoman bersama dalam rangka rekruitmen perwira pembina mental spiritual Kristen, dengan memperhatikan ketentuan pada lembaga TNI, dan ketentuan pemanggilan pendeta yang berlaku di Gereja-gereja anggota PGI. Pada kesempatan itu, Sekum PGI Pdt. Gomar Gultom mengingatkan agar TNI atau lembaga pemerintahan lainnya tidak mentahbiskan pendeta.
Selain itu, perlu kerjasama antara TNI dan PGI untuk memikirkan bentuk dan isi pembinaan mental spiritual di lingkungan TNI, bagi keutuhan kehidupan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada kesempatan itu, baik Pusbintal TNI maupun MPH-PGI, sama-sama mensyukuri keberadaan POUK yang ada di lingkungan TNI, karena telah tertata dengan baik. Hal ini sesuai dengan Pedoman Kerja POUK yang khas di lingkungan TNI.
Sementara itu, Ketua Umum PGI, Pdt. Dr. Henriette Hutabarat-Lebang mengingatkan, perhatian terhadap Papua perlu mendapat prioritas, dengan menghindarkan pendekatan kekerasaan. Terkait hal ini, Kapusbintal TNI berjanji akan mengkomunikasikannya dengan Panglima TNI Hadi Tjahjanto, sambil berharap jika dimungkinkan ada pertemuan antara Panglima TNI dengan MPH-PGI.
Selain MPH-PGI, ikut dalam pertemuan itu Sekretaris Eksekutif Bidang KPG Pdt. Dr. Julianus Mojau, Kabiro Litbang PGI Beril Huliselan, dan Direktur Unit Penanggulangan Resiko Bencana (PRB) PGI Eliakim Situros.
Pewarta: Pdt. Julianus Mojau
Editor: Markus Saragih