JAKARTA,PGI.OR.ID-Merayakan Hari Anak Nasional (HAN) 2019, MPH-PGI bersama staf, dan karyawan melakukan aksi pemberian bunga kepada pengendara yang melintas di Jalan Dipenogoro dan Salemba Raya, depan Gedung Grha Oikoumene, Jakarta, Selasa (23/7). Sembari memberikan bunga, juga disampaikan pesan bertuliskan Stop Perkawinan Anak.
Mengawali aksi, Sekum PGI Pdt. Gomar Gultom dalam sambutannya menegaskan bahwa anak adalah kasih karunia Allah yang berkesinambungan. Sebab itu, gereja harus memberi ruang kepada anak-anak sebagai bagian dari upaya menyambut kesinambungan kasih Allah itu. “Oleh karenanya, stop segala bentuk eksploitasi anak, dan sebaliknya mari kita menghadirkan rasa sukacita buat anak-anak,” tegasnya.
Sementara itu, Kabiro Perempuan dan Anak PGI Repelita Tambunan menjelaskan, melalui kegiatan ini diharapkan seluruh masyarakat dapat berpartisipasi dalam upaya mencegah perkawinan anak, dan menjadikan keluarga sebagai tempat utama dalam mendidik serta pemenuhan hak-hak anak.
Menyambut HAN 2019, PGI bersama Pelayan Anak dalam seruannya, mengajak gereja-gereja dan masyarakat agar pertama, melakukan penguatan kepada keluarga, sebagai lembaga pertama dan utama dalam memberikan pengasuhan yang berkualitas, agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan pemahaman yang komprehensif dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak.
Kedua, Gereja harus menerapkan program GEREJA RAMAH ANAK dan melayani anak-anak dengan RAMAH ANAK. Ketiga, Gereja harus menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar anak dapat terlindungi, hidup, tumbuh dan berkembang serta berpartisipasi secara optimal. Keempat, membangun penyadaran kepada keluarga, masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama dalam menanggulangi pernikahan dini yang mengancam kehidupan anak-anak di Indonesia.
Kelima, membangun kerjasama yang baik antara keluarga, masyarakat dan pemerintah untuk mencegah stanting untuk kualitas anak bangsa yang lebih baik.
Keenam, melakukan penguatan kepada guru, aktivis dan penggiat anak agar sebagai orang terdekat yang mendidik dan mendamping anak dapat memiliki pengetahuan, keterampilan dan pemahaman yang komprehensif dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak.
Ketujuh, melakukan penguatan kepada anak agar memiliki kemampuan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan dirinya serta memiliki kemampuan untuk melindungi diri. Kedelapan, membangun penyadaran kepada para pemimpin, tokoh masyarakat, dan tokoh agama, termasuk pimpinan gereja untuk memberikan perhatian yang lebih besar dalam upaya perlindungan anak dan pemenuhan hak anak.
Peringatan HAN 2019 pada 23 Juli 2019 dengan tema: “Peran Keluarga Dalam Perlindungan Anak”. Sub Tema: Perkuat peran keluarga dalam berbagai upaya untuk pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak; Wujudkan pengasuhan yang berkualitas dan berbasis hak anak yang dimulai dari keluarga. Tagline: Kita Anak Indonesia, Kita Gembira! #KitaGembira. Tujuan Perayaan HAN tersebut adalah: untuk menumbuhkan kepedulian, kesadaran dan peran aktif setiap individu, keluarga, masyarakat, dunia usaha, media, pemerintah dan negara dalam menciptakan lingkungan yang berkualitas untuk anak serta memberikan perhatian dan informasi yang seluas-luasnya kepada seluruh anak dan keluarga tentang pentingnya meningkatkan kualitas anak melalui peningkatan pengasuhan keluarga yang berkualitas.
Pewarta: Markus Saragih