SWITZERLAND,PGI.OR.ID-Sekretaris Jenderal Dewan Gereja Dunia (WCC) Pendeta Dr Olav Fykse Tveit berbicara sebagai bagian dari panel pada peringatan 30 tahun Konvensi Hak-hak Anak (CRC). Acara ini diadakan di Ford Foundation pada Senin (15/7).
Tveit merinci buah dari kemitraan lima tahun WCC-UNICEF, Komitmen Gereja untuk Anak-anak, mempromosikan hak-hak anak dengan umat Kristen akar rumput di seluruh dunia. Rencana aksi bersama mendukung gereja dalam keterlibatan mereka untuk perlindungan anak, partisipasi anak, dan inisiatif keadilan iklim untuk dan dengan anak-anak
“Kami berbagi lebih dari 100 alat dan strategi yang efektif untuk memperkuat pekerjaan untuk anak-anak,” kata Tveit. “Sebagai prasyarat untuk setiap kegiatan yang berkaitan dengan anak-anak, setiap gereja harus memiliki kebijakan perlindungan anak yang solid dan memverifikasi bahwa ada langkah-langkah untuk mencegah kesalahan dalam kegiatan yang melibatkan anak-anak dan remaja.”
Kebijakan perlindungan anak WCC dan alat terkait, kini berfungsi sebagai model bagi gereja-gereja anggota, jelas Tveit. Sayangnya, lanjutnya, kita melihat hari ini terjadi peningkatan pelanggaran hak-hak anak akibat konsekuensi darurat iklim di seluruh dunia. Komitmen Gereja untuk Anak-anak akan mempercepat upaya untuk mengatasi perubahan iklim. “Melalui jaringan sekolah yang dikelola gereja, sekolah Minggu, dan kamp musim panas kami mendukung inisiatif kaum muda untuk memengaruhi keputusan yang memengaruhi masa depan mereka.”
Anak-anak menunjukkan optimisme dan pertumbuhan namun juga rentan terhadap kekerasan, simpul Tveit. “Mereka membawa beberapa beban terberat dari konflik manusia,” katanya. “Mereka membutuhkan dunia yang didamaikan.”
Panel “Perspektif Multi-Agama tentang CRC @ 30” adalah konsultasi tentang studi multi-agama yang dilakukan oleh para ahli tentang hak-hak anak, para pemimpin agama dan cendekiawan yang mencakup tinjauan terhadap Konvensi Hak-hak Anak (CRC) sejak diadopsi dari perspektif multi-agama.
Majelis Umum PBB mengadopsi CRC pada tanggal 20 November 1989. Sejak itu telah diratifikasi oleh hampir setiap Negara Anggota PBB, menjadikannya perjanjian hak asasi manusia yang paling banyak diterima dalam sejarah dan berfungsi sebagai bukti komitmen global yang berkembang untuk memajukan hak-hak anak. Pada 20 November 2019, komunitas internasional akan memperingati HUT ke-30 adopsi CRC.
Sumber: www.oikoumene.org
Be the first to comment