Launching Survei Nasional Pengalaman Nasional Anak dan Remaja (SNPHAR) Tahun 2018

JAKARTA,PGI.OR.ID-Dalam suasana bulan suci Ramadhan, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yembise secara resmi mensosialisasikan sekaligus melaunching hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) Tahun 2018, di Kantor Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Jakarta Pusat, Selasa (7/5).

SNPHAR 2018 adalah Survei Rumah Tangga Nasional yang menggunakan desain survei kluster empat tahap yang terstratifikasi di Indonesia yang bertujuan untuk mengukur prevalensi tindak kekerasan emosi dan kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia, mengidentifikasi faktor risiko dan faktor perlindungan dari tindak kekerasan serta mendokumentasikan dampak dari tindak kekerasan agar dapat dimanfaatkan untuk upaya-upaya pencegahan. Survey ini mencakup 11.410 rumah tangga yang tersebar di 1.390 blok sensus di 232 kecamatan yang berada di 150 kabupaten/kota dari 32 provinsi di Indonesia.

Hasilnya antara lain, 3 dari 5 anak perempuan dan 1 dari 2 anak laki-laki mengalami kekerasan emosional, sebagian besar oleh teman atau sebaya mereka. 1 dari 5 anak perempuan dan 1 dari 3 anak laki-laki mengalami kekerasan fisik yang juga lebih banyak dilakukan oleh rekan atau sebayanya serta 1 dari 11 anak perempuan dan 1 dari 17 anak laki-laki mengalami kekerasan seksual yang paling banyak dilakukan oleh teman atau sebaya serta pacar.

Yohana Susana Yembise saat menyampaikan sambutan

Ketua Komisi VIII DPR-RI Ali Taher yang turut hadir dalam acara tersebut mengajak semua pihak untuk bersyukur atas launching hasil survey ini. Menurutnya selama ini Komisi VIII DPR-RI juga selalu mengangkat isu tentang perempuan dan anak dalam program-program mereka karena hasil riset selama ini menunjukkan  menunjukkan bahwa hak-hak hukum perempuan dan anak belum sepenuhnya diterima oleh mereka sehingga semua pihak harus mengupayakan terwujudnya hal tersebut. “Stop kekerasan adalah ibadah,” tandasnya menutup sambutan.

Sementara itu, Menteri PPPA Yohana Susana Yembise menyatakan rasa syukur dan kebanggaannya atas kerja keras tim survey dan semua pihak yang selama 5 tahun ini telah berjuang secara luar biasa untuk memperoleh hasil yang akan disosialisakan pada hari ini.

Menurutnya, dari hasil survey yang telah hadir ini masih terdapat “Extraordinary Crime” yang perlu menjadi perhatian kita semua. Hasil survey ini juga ke depannya diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang dapat dipakai pemerintah hingga masyarakat untuk melakukan proses sosialiasi secara luas serta untuk menjadi masukan dalam menyusun kebijakan-kebijakan maupun peraturan atau apapun yang dapat mendukung berkurangnya kekerasan terhadap anak di Indonesia.

Yohana juga menyampaikan permohonan kepada DPR-RI agar RUU PKS dapat secepatnya disahkan menjadi undang-undang karena adanya singkronisasi antara rancangan undang-undang tersebut dan hasil SNPHAR 2018 ini. Menurutnya, terlihat bahwa data kekerasan yang terjadi semakin meningkat karena masyarakat semakin sadar untuk melaporkan mengenai tindak kekerasan yang terjadi pada diri mereka atau yang mereka lihat terjadi di sekitar mereka. Diharapkan bahwa semakin hari persentase kekerasan yang terjadi akan semakin berkurang hingga pada tahun 2030 benar-benar diharapkan tidak ada lagi violence terhadap anak di Indonesia.

Menteri PPPA juga menyerahkan secara simbolis Mock Up Poster Hasil SNPHAR 2018 kepada Bappenas, BPS dan Kemenko PMK serta tanda terima kasih kepada Tim SNPHAR 2018.

Dalam acara tersebut juga kembali disosialisakan lagu Three Ends yang dalam salah satu bagiannya mengajak semua elemen masyarakat untuk:

Stop… kekerasan pada perempuan
Stop… kekerasan pada anak kita
Stop…. ketidakadilan tuk mereka

Acara ditutup dengan sosialisasi mengenai program SNPHAR 2018 hari ini di akun instagram Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak https://www.instagram.com/kemenpppa/ dan dilanjutkan oleh foto bersama Menteri PPPA dan seluruh hadirin.

 

Pewarta: Yessica Patricia
COPYRIGHT@PGI 2019

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*