Tokoh Lintas Agama Serukan Pemilu Damai

Sejumlah tokoh lintas agama Indonesia menyerukan pemilihan presiden 9 Juli mendatang berlangsung secara jujur, adil, dan damai.

Seruan tersebut dilakukan pada acara Temu Nasional Bhinneka Tunggal Ika, di Jalan Prapanca, Jakarta Selatan, Senin (16/6/2014).

Pada acara yang diprakarsai oleh mantan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Hasyim Muzadi ini sejumlah tokoh merumuskan beberapa poin terkait Pilpres mendatang.

Mereka mendesak agar ”menjujung tinggi nilai-nilai kemanusian dan menolak pasangan calon presiden dan calon wakil presiden menggunakan cara berkampanye negatif atau hitam yang menggunakan suku, agama, dan ras dalam berkampanye.”

“Menjaga kerukunan umat beragama berdasarkan Pancasila, Undang Undang Dasar 1945, dan Bhineka Tunggal Ika, serta meminta kepada presiden terpilih menjadikan hukum sebagai panglima dalam mengatur sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara,” tulis rumusan tersebut.

Mereka meminta kepada “semua umat beragama menjalan tugasnya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta meminta kepada penyelenggara negara untuk melepaskan jaket atau aktivitas politiknya ketika menjelankan tugasnya.”

Direktur Eksekutif ICIS, Nasihin Hasan mengatakan, rumusan ikrar yang ditandatangani oleh seluruh peserta yang hadir tersebut akan diserahkan atau ditembuskan kepada pihak pihak terkait, Selasa (17/6/2014)

“Rumusan ikrar ini akan ditembuskan besok ke TNI, Polri, Kementrian Agama, KPU, dan Bawaslu,” ujar Nasihin.

Tolak politisasi SARA

Sejumlah tokoh lintas agama dan tokoh masyarakat dari berbagai daerah berkumpul di Jakarta, dan mengeluarkan pernyataan bersama menolak politisasi isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) untuk kepentingan sesaat, memenangkan pemilihan presiden dan wakil presiden.

Pernyataan itu dikeluarkan setelah tokoh tersebut menggelar “Temu Nasional Bhinneka Tunggal Ika”, Senin (16/6/2014) di Posko Relawan yang dipimpin KH Hasyim Muzadi, Jakarta Selatan.

Para tokoh yang hadir dalam temu nasional tokoh lintas agama dan masyarakat Indonesia ini, di antaranya perwakilan masyarakat Papua, Nusa Tenggara Timur, Jawa, Sumatera serta tokoh lintas agama seperti KH Hasyim Muzadi, Nasihin Hasan, Tampubolon, Rohaniawan Hindu Padande Ida Made Agung, dan sejumlah pendeta. (Tribunnews.com)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*