PALU,PGI.OR.ID-Dukungan psikososial bagi korban gempa-tsunami di Palu, Sigi dan Donggala (PASIDO) menjadi salah satu kebutuhan yang harus segera dilaksanakan, dan dipersiapkan secara baik. Model dukungan psikososial anak dapat dilakukan melalui Sekolah Minggu, sekolah dan di lokasi pengungsian. Sebab itu perlu adanya Training of Trainers (TOT) bagi guru-guru Sekolah Minggu.
Demikian salah satu kesimpulan dalam rapat koordinasi yang dihadiri perwakilan GT, GKST, GPID, Pokja Anak PGI, UEM dan Yakoma/Humas PGI di Kantor Sinode GPID, Palu, Senin (22/10).
Rapat juga mensimpulkan bahwa manajemen relawan akan dikoordinir PGI namun selanjutnya kegiatan ini akan diserahkan ke sinode untuk dikelola. Sedangkan untuk layanan konseling tatap muka akan dimulai pada 22-26 Oktober 2018, dan selanjutnya dapat dilakukan melalui online. PGI juga akan berkoordinasi dengan lembaga lain yang sudah dan akan melakukan kegiatan ini di PASIDO.
Sebelumnya dalam rapat tersebut pentingnya kebutuhan akan psikososial disampaikan oleh perwakilan gereja yang hadir. “Kami sangat membutuhkan kegiatan ini namun karena anak belum semua ada di lokasi baiknya melakukan Training of Trainers bagi Pendamping. Untuk konseling akan segera memberikan data kepada Ibu Nursini. Untuk hari minggu berharap relawan melayani anak-anak di gereja,” ujar Pdt. Sila dari Gereja Toraja. Hal senada juga disampaikan perwakilan GKST dan GPID.
Pada kesempatan itu, dalam sharing masing-masing sinode, dari Gereja Toraja menginformasikan bahwa jumlah anak terdampak bencana ini 1500 anak yang merupakan anak sekolah minggu dari 10 jemaat di Wilayah Palu. Sebagian besar anak dan mengungsi bahkan pindah sekolah ke luar Palu. Secara perlahan-lahan sudah mulai kembali ke Palu. Masih takut untuk memulai sekolah dan masuk ke gedung gereja. Anak-anak beribadah masih banyak bersama orang tua walaupun pelayanan sekolah minggu sudah dibuka.
Sementara dari GKST jumlah anak yang terdampak 700 orang. Hampir 500 orang sudah diungsikan dan pindah sekolah. Pelayanan anak sekolah minggu sudah dimulai namun belum optimal. Guru Sekolah Minggu sebagian masih di luar Palu dan berangsur-angsur kembali. Dan dari GPID jumlah gereja yang terdampak di Pasigi 176 gereja. Semuanya memiliki pelayanan anak sekolah minggu. Anak-anak banyak korban/meninggal, jemaat juga. Kehilangan rumah dan gereja. Anak-anak ada yang di luar kota, di rumah saudara dan di tenda (29 KK). Beberapa wilayah belum bisa dijangkau karena kondisi jalan yang putus. GPID sedang melakukan pendataan, dan telah dilakukan pendampingan psikosial bagi anak di dua titik oleh Tim PGI.
Terkait kehadiran relawan, Pokja Anak PGI menjelaskan pada hari itu sudah bekerja di 2 titik. Jumlah relawan akan semakin banyak yang dikoordinir oleh PGI. Sehingga diperlukan manajemen relawan, dan Pokja Anak PGI sudah menyiapkan termasuk materi dan peralatan yang dibutuhkan. “Namun relawan ini sebagian besar hanya 1 sampai 2 minggu di lapangan oleh karena itu dibutuhkan dukungan dari relawan lokal. Kegiatan ini juga bukan hanya untuk dukungan psikososial namun ada materi upaya perlindungan anak di pengungsian,” ujar Benny Lumi.
Sebagaimana dilaporkan Humas PGI, Irma Riana Simanjuntak, kegiatan TOT dukungan psikososial anak akan dilakukan pada 3 November 2018 di Gereja Toraja Sion. Kegiatan ini akan difaslitasi oleh BPA PGI. Sedangkan di GPID, dukungan di gereja-gereja mulai 4 November 2018 (GPID Pniel), di sekolah-sekolah GPID dan di tenda pengungsian. Untuk anak-anak yang di lokasi pengungsian akan berbaur dengan anak-anak yang lain. Relawan akan tinggal bersama pengungsi selama 3 hari dan melakukan pendampingan secara rutin.
Sementara itu, Gereja Toraja akan menyiapkan anak-anak untuk tanggal 28 Oktober 2018. TOT tahap awal lintas denominasi, namun tahap selanjutnya per sinode. Sedangkan GKST, hari Minggu (28/10) di GKST Effata pukul 11.00 diikuti oleh anak 70 orang.
Saat ini, layanan Konseling Pastoral disediakan oleh PGI melalui kehadiran Nursini Sihombing dari UEM. Pelayanan ini lebih personal. Kapan saja bisa diminta untuk mendampingi anak, remaja dan orang tua, dengan menghubunginya melalui WA/HP 085296910909. (Irma Riana Simanjuntak)
Be the first to comment