MOSKOW,PGI.OR.ID – Selama di Rusia delegasi RI juga berkunjung ke Masjid Prospek Mira. Keagungan masjid tersebut terlihat dengan dua menara yang menjulang tinggi. Prospek Mira bukan saja merupakan masjid terbesar di Moskow, tetapi juga terbesar di Eropa, yang mampu menampung 10.000 umat di dalamnya. Itu sebabnya Masjid ini disebut juga sebagai Masjid Agung Moskow (Moscow Chatedral Mosque).
Suasana di dalam masjid lebih indah lagi. Lantai yang dilapisi karpet lembut menambah kesejukan ruangan di dalamnya. Saya dengan sengaja tidak menggunakan lift, untuk dapat lebih merasakan keteduhan masjid tersebut.
Agama-agama, termasuk Islam, yang di jaman Uni Soviet ditindas, bahkan masjid-masjid banyak yang dihancurkan atau dijadikan gudang, kini dapat berkembang bebas. Bahkan kini banyak masjid baru didirikan, di samping memperbaiki masjid-masjid lama, termasuk Prospek Mira ini, yang belum terlalu lama selesai diperbaiki. Masjid ini diresmikan 23 September 2015 lalu. Tidak tanggung-tanggung, masjid ini diresmikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan dihadiri, antara lain, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, serta Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
Masjid ini dipimpin oleh Mufti Rusia, Imam Rafael Gaitnuddin, yang telah berkali-kali menjadi pelaksana MTQ Internasional yang rutin diselenggarakan tiap tahun. Kehadiran Putin dalam peresmian ini dapat juga dilihat sebagai pengakuan bahwa Islam adalah agama tradisional di Rusia, yang ikut membentuk peradaban Rusia. Islam bukan agama pendatang, tetapi juga bagian dari Rusia sendiri.
Dari beragam perjumpaan dan percakapan selama dua hari ini, saya mendapat informasi bahwa Islam di Rusia sangat mirip dengan Islam di Indonesia, yakni Islam yang mengambil jalan tengah: moderasi dalam beragama. Itu sebabnya kerjasama interfaith berlangsung baik di sini. Dan perkembangan Islam sangat pesat di sini, sebagaimana di negara-negara Eropa lainnya. Saya kira tak berlebihan ketika dulu Moammar Qadafi berkata, “Limapuluh tahun ke depan, Eropa akan menjadi benteng pertahanan Islam”.
Rusia memang sedang berubah pesat setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991. Partai Komunis yang sebelumnya begitu berkuasa dan menakutkan, kini sepi peminat. Bahkan dalam Pemilu lalu hanya meraih 11 persen suara. Itu sebabnya kini parlemen Rusia, Duma, dikuasai oleh Partai Rusia Bersatu, partai di mana Presiden Vladimir Putin bernaung. Dan itu berarti, sebuah kesempatan bagi agama-agama untuk ikut serta membangun masyarakat dan bangsa Rusia ke depan. (Gomar Gultom)
Be the first to comment