Rapat Koordinasi Jakomkris PGI, PGIW NTB, dan Relawan di Lombok

Rapat koordinasi di kantor PGIW NTB

LOMBOK,PGI.OR.ID-Jakomkris PGI bersama PGIW Nusa Tenggara Barat (NTB), dan relawan menggelar rapat koordinasi dalam rangka memetakan dan memaksimalkan penanganan bersama semua komponen bangsa yang terlibat dalam respon bencana Lombok, di Kantor PGIW NTB, Jalan Bung Karno, Mataram, NTB, Senin (4/9).

Dalam arahannya, mewakili MPH-PGI, Bendahara PGI Arie Moningka meminta koordinasi untuk memastikan korban terlayani dengan baik, dan mengeliminasi segala hal yang muncul sebagai reaksi negatif dari bantuan yang diberikan, seperti kristenisasi, penginjilan oleh misionaris dan sebagainya.

Sementara itu, Sekretaris Eksekutif Bidang Keadilan dan Perdamaian PGI Pdt Henrek Lokra melihat bahwa koordinasi merupakan sarana paling penting untuk saling menguatkan antar sesama relawan lembaga gereja, dan sinode yang terlibat dalam respons bencana Lombok. “Kita harus memastikan bahwa bantuan diberikan adalah murni untuk tindakan kemanusiaan, tanpa embel-embel yang lain. Itu adalah bukti pelayanan Kristen secara substansial. Semua koordinasi Respons Lombok berpusat di PGIW dalam kerjasama dengan Jakomkris PGI,” tegasnya.

Rapat koordiansi yang dibuka oleh Ketua PGIW NTB Pdt. Victor Hutauruk ini, menyoroti berbagai hal, diantaranya temuan akan kebutuhan mendesak berupa Hunian Sementara (Huntara). Karena itu, PGIW NTB diminta berkoordinasi dengan Pemda dan Satkorlak Lombok memetakan wilayah mana yang akan disuport oleh gereja-gereja, dalam rangka memenuhi kebutuhan Huntara tersebut. Juga pentingnya pemetaan kapasitas yang dimiliki oleh gereja-gereja dan lembaga berbasis gereja agar dapat melakukan sharing capasitas.

Kunjungan PGI kali ini adalah kunjungan kedua kali selama Gempa Lombok. Tim PGI langsung meninjau lokasi di Lombok Utara di wilayah Tanjung, dan berdialog dengan masyarakat. Dalam perjalanan terlihat ada banyak rumah penduduk yang roboh, serta tenda-tenda pengungsi. Masyarakat sesungguhnya sudah jenuh hidup dalam tenda-tenda tersebut. Karena itu perlu ada tindakan cepat untuk memberi solusi hunian kepada mereka.

Sedangkan bantuan makanan dan sembako tetap masih menjadi kebutuhan sehari hari, karena sebagian besar masyarakat belum dapat bekerja secara baik. Ada diantara mereka yang mengatakan bahwa bantuan menumpuk namun yang terdistribusi tidak memenuhi kebutuhan mereka.

Sampai saat ini gempa masih terus menggoncang wilayah Lombok, meskipun dalam skala kecil. Hari ini menurut laporan BMKG terjadi gempa berskala 3,5 SR. (Helo)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*