JAKARTA,PGI.OR.ID – Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan berbagai mitra yang tergabung dalam Jaringan Komunitas Kristen Tangguh Bencana Indonesia PGI (JAKOMKRIS TBI-PGI) meneruskan lagi bantuan dan pelayanan kemanusiaan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Berbagai bantuan seperti pakaian, makanan Bayi, susu ibu hamil dan selimut diterima oleh Sekum PGI, Pdt. Gomar Gultom, dan sejumlah tenaga yang ada di PGI. Bantuan-bantuan tersebut kemudian didistribusikan melalui jaringan kerja bencana alam yang melibatkan PGI, gereja-gereja dan berbagai mitra.
Berbagai mitra PGI yang tergabung dalam jaringan kerja untuk bencana alam – seperti Asigana GBKP, GKJ Plengkung Magelang, GPIB, YEU, TNLM, LeKaS, MDS dan Pelkesi – masih masih menurunkan para relawannya di sejumlah lokasi yang ada di Lombok. Ini terkait dengan upaya pendistribusian logistik, pembuatan instalasi air bersih siap minum, kebutuhan obat-obatan, pemasangan tenda dan persiapan psikososial.
Sebagaimana diketahui, Lombok merupakan wilayah yang paling parah terkena gempa bumi yang terjadi pada 29 Juli 2018, pukul 06.47 WITA, dengan kekuatan 6.4 Skala Richter (SR). Gempa dengan kekuatan terbesar terjadi pada 5 Agustus, pukul 18.46, dengan kekuatan 7.0 SR . Setelah itu, tejadi serangkaian gempa susulan yang dalam pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berlangsung sebanyak 593 kali; pusat gempa susulan pada 19 km arah barat laut Lombok Utara.
Hasil evaluasi terakhir yang dilakukan oleh PGI bersama berbagai mitra dari jaringan kerja untuk bencana alam, berlangsung di GPIB Immanuel Mataran, Jumat (17/8), memperlihatkan bahwa wilayah gempa di Lombok masih membutuhkan:
- Penampungan sementara bagi 200 KK.
- Pengelolaan air bersih.
- Trauma healing untuk anak dan perempuan.
- Pembuatan tenda isolasi untuk sakit cacar.
- Kebutuhan relawan untuk untuk distribusi dan packing.
- Pelayanan kesehatan.
- Fisioterapi.
- Dukungan psikososial dan ruang ramah anak.
- Distribusi tangki dan air, genset dan air mineral.
- Pengadaan pos pengungsian.
Karena itu, PGI Wilayah NTB akan menggerakan para relawan yang didukung sejumlah lembaga untuk pelayanan kemanusiaan di Lombok. Di sini PGI Wilayah NTB akan berperan sebagai tempat transit bagi para relawan, serta tentunya bekerjasama dengan berbagai lembaga untuk menangani kebutuhan para relawan tersebut. Sementara untuk kebutuhan instalasi air bersih, pengelolaan air bersih siap minum, pelayanan kesehatan dan pelatihan akan ditangani oleh GBKP, YEU, MDS, dan anggota JAKOMKRIS TBI-PGI lainnya.
JAKOMKRIS TBI-PGI merupakan jaringan kerja sama yang lahir pergumulan gereja-gereja dan mitra terkait kebutuhan untuk merespons bencana secara besama-sama, tidak sporadis dan tumpang tindih. Tantangan ini kemudian digumuli lebih lanjut dalam dalam pertemuan yang diinisiasi oleh Yayasan Sion dari GKJTU, Salatiga, pada Agustus 2016. Pertemuan tersebut membahas model partisipasi gereja-gereja dan lembaga-lembaga untuk merespon bencana. Dari pertemuan ini, terbentuklah Desester Risk Reduction (DRR) Network. Kemudian, pada September 2017, dilangsungkan Kongres Gereja dan Bencana di Grha Oikoumene yang kemudian mengesahkan statuta Jaringan Komunitas Kristen untuk Masyarakat Tangguh Bencana di Indonesia. JAKOMKRIS TBI-PGI kemudian menjadi tempat bagi gereja-gereja dan berbagai mitra melakukan koordinasi dan aksi kemanusiaan untuk merespons bencana yang terjadi di Indonesia. (Beril Huliselan)
Be the first to comment