Penanggulangan Bencana Tingkat Komunitas

Para peserta pelatihan penanggulangan bencana tingkat Komunitas

JAKARTA,PGI.OR.ID-Pengetahuan dasar dalam menghadapi bencana merupakan hal penting yang perlu diketahui setiap orang. Apalagi, Indonesia merupakan negara yang kerap menghadapi persoalan gempa, banjir, konflik antar kelompok, epidemi penyakit, gedung runtuh, kebakaran, kecelakaan industri dan transportasi. Hal ini menjadi perhatian dalam Pelatihan Penanggulangan Bencana Tingkat Komunitas yang diadakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta dan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU), sabtu (7/7).  Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) ikut berpartisipasi dalam acara ini melalui kehadiran Biro Pemuda dan Remaja (BPR) PGI, diwakli oleh Kevin Samuel Kamagi dan Yessica Kansil.

“…sebagian besar kesalahan yang mengakibatkan kematian korban terjadi karena pihak penolong tidak memiliki pengetahuan dasar akan apa yang harus dilakukan saat menolong korban. Selain itu, tempat-tempat ibadah juga sudah seharusnya sudah memiliki titik kumpul/ meeting point sehingga saat bencana terjadi, masing-masing orang tahu kemana mereka harus pergi untuk menyelamatkan diri,” kata Adi Setyo Purno dari BPBD DKI Jakarta.

Pelatihan ini dibuka oleh M. Wahib, Ketua LPBI NU, yang pada kesempatan itu menjelaskan bahwa LPBI NU DKI Jakarta bersama BPBD telah beberapa kali melaksanakan pelatihan penanganan bencana, dan ini menjadi cikal bakal terbentuknya relawan penanganan bencana di DKI Jakarta. Selanjutnya Embay Shaemi, dari BPBD, memaparkan jalur pra-bencana (pencegahan), bencana (tanggap darurat) dan pasca bencana (rehabilitasi dan rekonstruksi) serta tujuan peningkatan kapasitas, yakni kemampuan sumber daya dalam menghadapi ancaman atau bahaya; makin tinggi kapasitas, makin menurun tingkat risiko bencana.

Penjelasan dilanjutkan oleh bapak Adi Setyo Purno, dari BPBD DKI, mengenai Bantuan Hidup dasar (BHD) yang merupakan usaha mempertahankan hidup saat korban mengalami keadaan yang mengancam nyawa. Tahapan BHD meliputi: safety, periksa respon, panggil bantuan/ambil Automated External Defibrillators (AED), periksa nafas dan nadi karotis, lakukan 30 kali kompresi dada, berikan 2 kali nafas buatan dan Return of Spontaneous Circulation (RSOC).

Pelatihan dilanjutkan dengan simulasi pemadam kebakaran, seperti penggunaan karung goni atau handuk yang di basahi dengan air dan menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Beberapa peserta juga mengajukan beberapa pertanyaan sehubungan dengan kondisi yang sering mereka lihat dan alami di masyarakat. Setelah seluruh simulasi selesai, acara diakhiri dengan foto bersama.

Pelatihan Penanggulangan Bencana Tingkat Komunitas merupakan Program BPBD DKI Jakarta, dilaksanakan setiap minggu di tempat yang berbeda dengan peserta dari berbagai latar belakang yang berbeda. (Yessica Kansil)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*