Umat Kristen dan Islam Bahu-membahu di Skotlandia

Imam Sayed Razawi berbicara di hadapan Sidang Umum Gereja Skotlandia pada 25 Mei 2018

SKOTLANDIA,PGI.OR.ID-Imam Sayed Razawi, Direktur Jenderal Komunitas Ahlul Bayt di Skotlandia, mengatakan bahwa Skotlandia adalah rumah bagi dirinya. Hal ini diutarakannya dalam Sidang Umum Gereja Skotlandia, berlangsung pada 25 Mei 2018 di Edinburgh, di mana beliau memuji peran Gereja Skotlandia memerangi Islamofobia.

Dalam keyakinan Razawi, Kristen dan Islam sesungguhnya mewakili warna yang berbeda dari pencipta yang sama.

Di tengah abad media sosial di mana dialog yang nyata semakin berkurang, Razawi mengingatkan pentingnya persahabatan karena saat ini banyak orang yang hidup dalam situasi ketidakpastian.

Kebanyakan umat Islam di Skotlandia berasal dari keluarga imigran yang datang pada akhir abad ke-20. Populasi Mereka pada 2001 sekitar 0.9 persen. Pada 2011, populasi muslim meningkat menjadi 1.4 persen dari seluruh populasi Skotlandia.

Dalam pengamatan Razawi, dunia saat ini diganggu oleh berbagai tipe ekstrimisme dan fundamentalisme ideologis. Dia mencontohkan munculnya fasisme liberal, sebuah istilah yang dia dengar di Swedia, yang terkait dengan prilaku intoleransi dari orang-orang yang justru mengklaim dirinya beragama.

Persaudaraan memiliki posisi yang sangat kuat di dalam Islam menurut Razawi, karena itu menjadi penting untuk memperluas persahabatan tersebut.

Lebih lanjut Razawi mengatakan di depan Sidang Umum Gereja Skotlandia:

“Kami akan bersama anda dalam masa-masa sulit sebagaimana anda selama 10 tahun terakhir telah bersama kami dalam masa-masa sulit.”

“Gereja Skotlandia, bagi saya, adalah rumah”

“Setiap saat kami menghadapi bangkitnya islamofobia, anda hadir untuk mendukung kami dan dua hari lalu saya berada di Pakistan untuk mendukung umat Kristen di sana”

“Kami saling bahu-membahu, hari-hari untuk duduk berseberangan sudah berlalu”

“Bergandengan tangan di bawah bayang Allah dan berjalan bersama dengan Allah”

“Mahluk yang absolut ditemukan di dalam diri kita, kita adalah gambar Allah. Kita mewakili warna yang berbeda dari sang pencipta.” (ecumenicalnews.com)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*