Pimpinan Sinode Gereja Sikapi Tindak Kekerasan Terorisme di Jakarta dan Surabaya

JAKARTA,PGI.OR.ID-Ungkapan keprihatinan atas peristiwa tindakan kekerasan terorisme yang terjadi di Jakarta dan Surabaya juga berdatangan dari pimpinan sinode gereja, diantaranya Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dan Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW).

Dalam pernyataan sikapnya, Pimpinan HKBP menyatakan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya bagi korban terorisme di Mako Brimob dan beberapa gereja di Saurabaya, terutama bagi keluarga korban, baik yang meninggal maupun luka-luka, dan seraya memohon kiranya Tuhan memberi kekuatan dan penghiburan.

Pimpinan HKBP juga mendukung pemerintah RI dan aparat keamanan negara (Polri dan TNI) untuk menyelesaikan dan menuntaskan masalah terorisme yang menyimpang dari perilaku kemanusiaan dan kedamaian.

Selain itu, mengajak jemaat untuk menghindari penyebaran foto-foto maupun video akibat tindakan terorisme tersebut untuk menjaga kenyamanan. Miar kita bangun dan tebarkan kasih dan sara damai melalui ragam media, dan menghimbau agar menghindari pengaitan tindakan terorisme tersebut dengan suatu agama tertentu. Semua agama tentunya menginginkan kedamaian, mengajar kemanusiaan dan cinta kasih.

Menurut Pimpinan HKBP, terorisme adalah musuh kemanusiaan, mari kita lawan dengan perbuatan baik dan cinta kasih baik melalui kotbah-kotbah dan perbuatan kita. Juga mari kita bersama-sama berdoa dan menggemakan narasi perdamaian si seluruh pelosok negeri ini untuk keharmonisan dan keutuhan NKRI.

Sementara itu, Sinode GKJW dalam pernyataan sikap yang ditandatangani oleh Ketua GKJW Pdt. Tjondro F. Gardjito, S,Th dan Sekretaris Umum GKJW Pdt. Budi Cahyono, M.Th menegaskan, bahwa tindakan terorisme tidaklah sesuai dengan kehendak Tuhan dan perundang-undangan negara, saling mengasihi dengan tulus, tanpa mempertimbangkan berbagai aspek dan dampak adalah kehendak Kristus dan ajaran gerejawi, dan keamanan, ketertiban dan damai sejahtera dalam kehidupan selalu harus dapat diwujudkan melalui kerjasama seluruh pihak, baik oleh pemerintah, berbagai elemen masyarakat dan aliran agama, maupun oleh gereja dan warga jemaat.

Kepada seluruh jemaat se-GKJW diharapkan untuk mendoakan para korban pengeboman dan keluarganya, agar Tuhan selalu melindungi dan memberikan kekuatan, berdoa bagi terwujudnya keamanan dan ketertiban negeri kita, agar di masa sekarang dan selanjutnya, khususnya menjelang pilkada dan pemilu, keadaan menjadi semakin baik, serta berupaya meningkatkan kewaspadaan dan berkoordinasi dengan aparat keamanan dan pihak berwajib untuk menata keamanan dan ketertiban di dalam dan sekitar gedung gereja.

Selain itu, tidak cenderung bersikap reaktif yang berlebihan dalam menanggapi peristiwa ini, di antaranya: ikut menyebarkan berbagai berita dan gambar-gambar melalui media sosial, yang mengakibatkan kebenaran penyelidikan pihak kepolisian menjadi simpang siur. Bahkan menambah keresahan dan kepanikan sesama warga jemaat, serta saling menjaga sikap di tengah kehidupan masyarakat, agar hubungan antar umat tetap mampu terjalin dengan baik. (markus saragih)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*