Gereja di Asia Perlu Merangkul dan Mendampingi Mereka yang Terpinggirkan

Dr. Gemma Tulud Cruz

MYANMAR,PGI.OR.ID-Gereja-gereja di Asia perlu mendampingi migran, orang-orang yang diperdagangkan, tidak berkewarganegaraan, masyarakat adat, dan memberi mereka harapan dalam situasi keputusasaan.

Demikian Dr. Gemma Tulud Cruz, seorang teolog dan akademisi dari Universitas Katolik Australia.

Berbicara tentang “Memancarkan Cahaya Harapan: Merangkul dan Mendampingi Migran” selama sesi paripurna di hari ketiga Konferensi Misi Asia yang diselenggarakan oleh Konferensi Kristen Asia di Yangon, Myanmar, Dr. Cruz mengatakan, gereja memiliki kewajiban moral dan pastoral dan tanggung jawab untuk merangkul dan mendampingi migran sebagai perintah misionaris di dunia sekarang ini.

“Gereja perlu mengatasi rasa kesepian, isolasi, dan berbagai bentuk ketidakadilan yang mengganggu orang-orang yang dipaksa meninggalkan rumah, keluarga, komunitas, dan negara mereka. Mencari peluang yang lebih besar dan kehidupan yang lebih baik agar mereka terus maju. Pemenuhan kesejahteraan adalah tema abadi gelombang demi gelombang, generasi demi generasi, migran di seluruh dunia, “katanya.

Cruz sendiri yang merupakan seorang migran Filipina di Belanda, Amerika Serikat dan Australia pada waktu yang berbeda dalam hidupnya berkata, “Ayah saya adalah seorang pekerja migran, migrasi adalah bagian dari hidup saya.”

Menurut laporan PBB – 2013, orang Asia mewakili kelompok Diaspora terbesar yang berada di luar wilayah kelahiran utama mereka, terhitung sekitar 19 juta migran yang tinggal di Eropa, sekitar 16 juta di Amerika Utara dan sekitar 3 juta di Oseania.

Dibandingkan dengan daerah tujuan lainnya, Asia melihat peningkatan terbesar migran internasional sejak tahun 2000, menambahkan sekitar 20 juta migran dalam 13 tahun, dan pertumbuhan ini terutama didorong oleh permintaan tenaga kerja asing di negara-negara penghasil minyak di Asia Barat dan di Negara-negara Asia Tenggara, dengan perkembangan ekonomi yang pesat seperti Malaysia dan Thailand.

Masuknya pekerja migran yang meninggalkan berbagai negara Asia meningkat setiap tahunnya dan lebih dari 250.000 pekerja dari Sri Lanka dan 100.000 dari Thailand juga telah meninggalkan negara mereka setiap tahun sejak 2008.

Di latar belakang usia migrasi, 200 juta pekerja migran membutuhkan dukungan dan solidaritas gereja, kata Cruz.

“Gereja harus terhubung dengan pemerintah, orang-orang yang memiliki niat baik dan kelompok masyarakat sipil untuk bekerja bagi para pekerja migran di seluruh Asia dan dunia pada umumnya,” katanya. (CCANews)

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*