JAKARTA.PGI.OR.ID. Pada hari Pentakosta tahun 1950, yang jatuh pada tanggal 25 Mei, 29 gereja yang berasal dari pelbagai latar belakang budaya, tradisi dan denominasi mengambil keputusan untuk mendirikan Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI), sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang baru memperoleh kemerdekaannya, gereja-gereja di Indonesia bertekad untuk secara bersama ikut serta membangun bangsa ini menuju masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur.
Pendeta Dr. Henriette Hutabarat-Lebang Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) mengatakan, “Gereja-gereja memuarakan sejarah mereka yang berbeda-beda serta yang terpisah satu sama lain ke dalam sebuah sejarah bersama melalui DGI, yang kemudian pada tahun 1984 berganti nama menjadi Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Selama 65 tahun berbagai upaya telah dilakukan untuk lebih menghayati kebersamaan itu, serta mewujudnyatakan dalam kesaksian dan pelayanan. Perjalanan bersama ini dirayakan sebagai ziarah iman dari gerakan oikoumene di Indonesia.”
Pada peringatan ulang tahun PGI yang ke 65, PGI melaksanakan ibadah dan perayaan hari ulang tahunnya dengan ribuan jemaat dengan mengambil tempat di di Eco Park Ancol, Jakarta Minggu (24/4).
Menurut Pendeta Henriette, gereja-gereja di Indonesia khususnya yang tergabung dalam PGI dan gereja-gereja yang terlibat dalam PGI Wilayah di seluruh Nusantara, bertekad untuk dalam lima tahun ke depan, bersama dengan semua anak bangsa, ikut mengatasi kemiskinan, ketidakadilan, radikalisme dan kerusakan lingkungan. Tekad ini mencerminkan sebuah keyakinan bahwa gerakan oikoumene sebagai arak-arakan bersama gereja-gereja terus berupaya mewujudkan kesatuan tubuh Kristus itu dalam tindakan dan program yang konkrit.
Sementara itu, Michael Wattimena Ketua Umum Pelaksana HUT ke 65 PGI menegaskan bahwa perayaan HUT ke 65 PGI merupakan momentum penting yang akan selalu menghadirkan semangat reflektif dan evaluatif akan perjalanan di masa lalu secara serius dan mendalam sehingga secara cerdas mampu berpikir dan merencanakan masa depan yang lebih terarah dan berkualitas.
“Artinya, sebagai sebuah lembaga yang mewujudkan kerinduan umat Kristen di Indonesia untuk mempersatukan Gereja sebagai Tubuh Kristus yang terpecah-pecah, dapat mengevaluasi perjalanan organisasi untuk lebih mematangkan dirinya,” kata Michael.
Dia menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada seluruh gereja-gereja anggota PGI dan PGIW/SAG se Indonesia, juga peserta Sidang Raya CCA yang hadir dalam perayaan ini.
Gedung pertemuan Eco Park, Ancol pada acara Ibadah dan Perayaan HUT ke 65 PGI penuh sesak oleh kehadiran jemaat bersama peserta Sidang Raya CCA. Sekitar 5000 peserta memadati gedung pertemuan itu. Hadir pula Menteri Perhubungan Ignatius Jonan serta beberapa anggota DPR RI.
Ibadah diawali prosesi barisan remaja putra-putri dengan membawa atribut 89 sinode anggota PGI disusul MPH PGI. Khotbah disampaikan oleh Pendeta Dr. A.A. Yewangoe. Persembahan yang terkumpul dalam ibadah secara simbolis diserahkan oleh Michael wattimena kepada pimpinan gereja Nepal yang hadir dalam Sidang Raya CCA, sebagai bentuk solidaritas atas apa yang dialami oleh rakyat Nepal akibat bencana gempa bumi yang terjadi di negara itu.
Sejumlah artis ibukota juga penampilan tari-tarian serta paduan suara gabungan membuat perayaan semakin meriah.
Puncak dari perayaan HUT ke 65 PGI dilakukan pemotongan tumpeng oleh Pendeta Henriette Lebang didampingi Michael Wattimena, Pendeta Gomar Gultom Sekretaris Umum PGI, Pendeta Krisye Gosal Wakil Sekretaris Umum PGI serta jajaran MPH PGI lainnya. Juga pimpinan sinode gereja dan pimpinan gereja aras nasional.