Matriks Data Peristiwa Kekerasan Terhadap Gereja
PGI – Jakarta. Bidang Diakonia PGI telah mengeluarkan matriks data peristiwa kekerasan terhadap gereja dan umat Kristen di Indonesia sejak tahun 2004-2012 sebagai berikut:
PGI – Jakarta. Bidang Diakonia PGI telah mengeluarkan matriks data peristiwa kekerasan terhadap gereja dan umat Kristen di Indonesia sejak tahun 2004-2012 sebagai berikut:
Terkait dengan berita tentang angin topan dan badai terkuat, PGI mengeluarkan Press Release sebagai berikut:
PGI – Jakarta. “Atas nama Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, saya ingin menyampaikan simpati kami yang mendalam dan belasungkawa atas penghancuran besar dari badai angin topan di Filipina Tengah. Semoga Tuhan menguatkan orang-orang di Filipina untuk menghadapi masa-masa sulit ini. Saya mendorong semua warga gereja untuk berdoa bagi para korban dan untuk semua upaya kemanusiaan untuk menangani situasi tersebut,” demikian ungkapan mendalam Sekretaris Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom.
WCC – Busan. Dalam salah satu keputusan pertama mereka sebagai Komite Pusat untuk Dewan Gereja-gereja se-Dunia (DGD), 150 anggota komite yang baru terpilih membuat sejarah baru, Jumat (8/11), dengan memilih Dr. Agnes Abuom dati Nairobi, Gereja Anglikan Kenya, sebagai moderator DGD tertinggi yang mengatur organisasi DGD.
WCC – Busan. “Bergabung dengan Ziarah Keadilan dan Perdamaian” adalah Pesan Utama Sidang Raya ke-10 Dewan Gereja-gereja se-Dunia (DGD) di Busan, Republik Korea, diselenggarakan pada 30 Oktober dan hingga penutupan pada 8 November 2013. Sidang Raya ini adalah badan tertinggi dari DGD, diadakan sekali setiap tujuh sampai delapan tahun untuk mendukung kebijakan, peninjauan program-program, dan menunjukkan arah masa depan organisasi.
PGI – Busan. Selasa pagi (5/11), Prof. Dr. Din Syamsuddin, Ketua Umum Muhammadyah dan Presiden Asia Conference for Religious and Peace, menyampaikan salam dalam Unity Planery SR X DGD, antara lain berkata: “Pluralitas adalah sebuah keniscayaan. Quran berkata bahwa pluralitas itu adalah kehendak Tuhan. Pluralitas bukan hanya realitas kemanusiaan, tetapi mencerminkan kemuliaan Tuhan.”
SATUHARAPAN.COM – Sidang raya World Council of Churches (WCC) ke-10 di Busan, Korea Selatan (30 Oktober s/d 8 November 2013) dan sidang raya Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) di Nias (Oktober/November 2014) merupakan dua peristiwa penting. Di dalamnya kita bisa melihat bagaimana gereja-gereja membaca berbagai pergeseran yang sedang berlangsung, kemudian masuk dalam komitmen dan aksi bersama sebagai wujud kesaksian dan pelayanan gereja Tuhan yang esa.
PGI – Busan. Dari Asia Plenary (1/11): Tema SR ini, God of Life, Lead Us to Peace and Justice, menyentuh hati umat di seluruh dunia, terutama bagi Gereja Ortodoks, yang akhir-akhir ini sedang teraniaya di berbagai belahan dunia. Di Syria, yang adalah akar kekristenan, kini perang dan ketidakadilan sedang berkecamuk.
WCC – Busan. Pada Sidang Raya (SR) X DGD di Busan, kawasan Asia berbagi realitas saat ini melalui suara gereja, simbol budaya, dan pertunjukan seni (1/11). Sebuah benua keragaman dan pluralitas agama, Asia diisi dengan kontradiksi kekayaan dan kemiskinan, dan ketahanan yang kuat. Sebagai gereja yang mencari jalan menuju “keadilan dan perdamaian” dalam masyarakat mereka,
PGI – Busan. Asia adalah sebuah ironi. Agama-agama besar muncul di sini, termasuk kekristenan. Namun sejarah Asia adalah sejarah kolonialisme. Dulu Asia dijajah koonialisme, dan sekarang pun masih dijajah secara ekonomis. Kolonisasi belum berakhir di Asia dengan munculnya “imperialisme” baru, bernama neo-liberalisme.