CILACAP, PGI.OR.ID – 11 jam terakhir menjelang tengah malam, Selasa (28/4) adalah waktu penting bagi seorang Mary Jane dan keluarganya. Sebuah keajaiban terjadi ketika orang-0rang memilih untuk berdiri bagi tegaknya keadilan, demikian tertulis dalam surat ucapan terima kasih bagi mereka yang menandatangani sebuah petisi yang dikenal dengan #SaveMaryJane dalam situs change.org.
Terdapat lebih dari 182.000 tanda tangan yang terkumpul di seluruh dunia yang secara bersama-sama telah menjadi tekanan yang kuat secara internasional. Nardy Sabino sang penggagas juga perlu menyampaikan terima kasih kepada semua mitra lembaga agama Indonesia yang telah berupaya memberikan salinan tebal permohonan dengan ribuan penandatangan langsung ke Presiden Joko Widodo berserta dengan lembar-lembar fakta dari kasus yang menimpa Mary Jane.
“Mama saya masih hidup! Mama saya masih hidup”
Keluarga Veloso berada dalam konvoi kendaraan di kota Cilacap, Jawa Tengah menuju Jakarta. Sebagian tertidur di dalam kendaraan yang melaju. Ketika berita penangguhan hukuman Mary Jane muncul di running text televisi, konvoi 4 kendaraan berhenti di sebuah pompa bensin, dan keluargapun terbangun. Dalam rombongan tersebut selain keluarga Veloso ada staf kementrian Luar Negeri Filipina dan Migrante Internasional, Connie Regalado.
“Mereka sedang tidur ketika diberitahu,” kata Damazo-Santos dari Rappler Indonesia, mereka hampir tidak percaya pada berita tersebut, mereka terkejut pada awalnya dan baru percaya setelah seorang staf dari kedutaan Filipina mengkonfimasi, lalu mereka mulai menangis.
Ibu dari Mary Jane, Celia Veloso pun mengutip kata-kata Mary Jane dalam percakapan sebelumnya, “kung gusto ng Panginoon na mabuhay ako, bubuhayin pa niya ako” (Jika Tuhan ingin saya untuk hidup, akan tetap hidup).
Berita mengejutkan dan menyenangkan membuat anak-anak Mary Jane yang melompat-lompat dan berkata berulang-ulang, “Buhay mama ko! Buhay mama ko!” (Mama saya masih hidup! Mama saya masih hidup!).
Mary Jane Batal Dieksekusi, 8 Terpidana Lain Dieksekusi
Mary Jane Fiesta Veloso, batal dieksekusi bersama delapan terpidana lainnya di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Tony Spontana di Jakarta, Rabu (29/4) dinihari, menyatakan Mary Jane batal dieksekusi. “MJ batal dieksekusi,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, perekrut Mary Jane, menyerahkan diri kepada Kepolisian Kota Cabanatuan, Filipina dan dari keterangannya bahwa Mary Jane tidak bersalah. Maria Kristina Sergio, perempuan yang menjadi majikan dan merekrut Mary Jane menyerahkan diri Selasa (28/4) pagi pukul 10:00 waktu setempat.
Selanjutnya dilaporkan Presiden Filipina Benigno Aquino III meminta Presiden Joko Widodo untuk menunda eksekusi Mary Jane karena keterangan Mary Jane dibutuhkan untuk upaya hukum selanjutnya. Mary Jane kemudian direncanakan dibawa kembali ke Lapas Wirogunan Yogyakarta.
Sementara pelaksanaan eksekusi terhadap delapan terpidana mati lainnya telah dilakukan secara serentak pada sekitar pukul 00.25 WIB. Sebanyak delapan terpidana mati itu, yakni Myuran Sukumaran dan Andrew Chan (Australia), Martin Anderson (Ghana), Raheem Agbaje (Nigeria), Zainal Abidin (Indonesia), Rodrigo Gularte (Brazil), serta Sylvester Obiekwe Nwolise dan Okwudili Oyatanze (Nigeria).